Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Steve Jobs: Aku Tidak Bekerja Untuk Uang

Kompas.com - 19/06/2018, 10:07 WIB
Mutia Fauzia,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Sebagai pendiri Apple, Steve Jobs telah menghasilkan kekayaan sepanjang hidupnya. Perusahaannya ini, kini bahkan menjadi perusahaan dengan nilai paling mahal di dunia.

Tetapi bagi Jobs, irinya tidak pernah bekerja untuk menjadi kaya.

"Aku dapat menghasilkan ebih dari 1 juta dollar AS di usiaku yang ke-23, kemudian lebih dari 10 juta dollar AS aku hasilkan diusiaku yang ke-24. Dan aku dapat menhasilkan lebih dari 100 juta dollar As saat aku berusia 25 tahun, dan itu tidak begitu penting." ujarnya dalam sebuah dokumenter di tahun 1996.

Steve Jobs mendirikan Apple pada tahun 1976 saat usianya 21 tahun, dan dirinya tidak pernah melakukan itu untuk uang.

Bahkan seiring dengan perjalanan karirnya, ketika Jobs berada dalam kondisi kesulitan uang, dirinya tetap teguh pada pendiriannya. Sebagai contoh, ketika terjadi volatilitas terhadap harga saham Apple di tahun 1980-an, Jobs menghabiskan 250 juta dollar AS, dan dia mengatakan kepada majalah Playboy bahwa dirinya tidak peduli.

"Aku tidak akan membuat hal ini menghancurkan hidupku," ujarnya dalam wawancara kepada Playboy pada tahun 1985, dikutip melalui CNBC.

Toko AppleSHUTTERSTOCK Toko Apple

"Bukankah ini lucu? Aku menganggap uang sebagai hal yang lucu, semua perhatian ditujukan kepada uang, karena itu bukanlah hal yang paling berarti yang pernah terjadi di hidupku dalam kurun waktu 10 tahun belakangan," ujar Jobs.

Faktanya, Jobs selalu menghindar untuk memprioritaskan kekayaan, menurut Walter Isaacson yang telah melakukan lebih dari 40 wawancara dengan Jobs untuk bukunya yang berjudul "Steve Jobs". Bahkan selepas Jobs menjadi miliarder, menikah, dan memiliki anak, Steve Jobs memiliki kecenderungan untuk menghindari gaya hidup mewah.

"Rumahnya di Palo Alto adalah sebuah rumah yang berada pada sisi jalan yang normal, tidak ada jalan masuk yang berliku atau pagar keamanan besar," ujar Isaacson.

"Anda bisa berjalan ke taman di gerbang belakang dan membuka pintu belakang ke dapur yang tidak dikunci. Rumahnya adalah rumah keluarga pada umumnya," lanjut Isaacson.

Almarhum pendiri Apple Steve Jobs saat memperkenalkan iPhone pertama, tahun  2007The Guardian Almarhum pendiri Apple Steve Jobs saat memperkenalkan iPhone pertama, tahun 2007

Ketika New York Times mengunjungi rumah Jobs pada tahun 1997, situasinya juga seperti perumahan pada umumnya.

"Anak Jobs memanjat pohon di halaman belakang, diawasi oleh baby sitter-nya, beberapa anak kecil lain yang berasal dari lingkungan sekitar menghampiri didampingi baby sitter masing-masing. Sementara di dapur, Jobs duduk di kursi goyang favoritnya dengan anak perempuannya duduk di atas pangkuannya. Istrinya, Laurenne baru saja selesai melakukan tugasnya dan jogging," sebut New York Times.

Foto pernikahan di Apple Store SingapuraPhoneArena Foto pernikahan di Apple Store Singapura

Dalam sebuah wawancara dengan Isaacson, Jobs menjelaskan, meskipun kaya, dirinya tidak ingin membawa kehidupannya disetir oleh keserakahan dan materalisme.

"Aku melihat banyak orang yang bekerja di Apple, terutama setelah kami go public, banyak yang berubah," ujar Jobs dalam sebuah wawancara.

"Banyak orang berpikir diri mereka akan menjadi kaya. Beberapa orang pergi membeli Rolls Royces, membeli rumah, dan istrinya melakukan operasi plastik. Aku melihat orang-orang yang dulunya baik, dan sederhana, kini menjadi orang-orang yang aneh. Aku pu berjanji pada diriku sendiri, bahwa aku tidak akan menjadikan uang ini menghancurkan hidupku," ujar Jobs.

Sepanjang perjalanan karirnya, Jobs memilik untuk mengejar minatnya, dibanding mengejar gaji yang tinggi. Dan pekerjaan itu terkait dengan personal komputer.

"Manusia adalah pencipta alat," ujar Jobs.

Apple iPhone generasi pertama.Apple Apple iPhone generasi pertama.

"Aku percaya dengan setiap tulang di dalam tubuhku, dengan berbagai penemuan yang dilakukan oleh manusia, komputer dapat berada di atas peradaban, seiring dengan tersibaknya sejarah," ujarnya.

Untuk anak muda yang sedang memulai jenjang karirnya, Jobs berujar, "Anda harus mencari apa yang Anda sukai," ujarnya dalam sebuah pidato pada tahun 2005.

"Pekerjaanmu akan menjadi bagian penting dalam hidupmu, dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas dengan apa yang Anda lakukan adalah dengan percaya bahwa pekerjaan Anda merupakan hal yang baik," ujar dia.

"Jika kamu belum juga menemukan (pekerjaan itu), maka teruslah mencari. Jangan menetap. Karena perkara ini merupakan perkara hati, Anda akan mengetahuinya ketika menemukan (pekerjaan itu," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com