Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar Rupiah Setelah Libur Panjang Lebaran?

Kompas.com - 21/06/2018, 13:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali melemah setelah libur panjang Lebaran 2018 selama lebih dari sepekan.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor hari Kamis (21/6/2018), tercatat nilai tukar rupiah ada pada level Rp 14.090.

Bila merunut riwayat perkembangan nilai tukar rupiah sebelumnya, sudah menampakkan penguatan dengan level di kisaran Rp 13.800 hingga Rp 13.900.

Penguatan ini mulai terlihat sejak Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Mei dua kali menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate.

(Baca: BI Naikkan Lagi Suku Bunga Acuan Jadi 4,75 Persen)

Pertama kali BI menaikkan suku bunga acuan pada Mei yaitu melalui RDG tanggal 16 dan 17. Saat itu, BI 7-Day Repo Rate dinaikkan 25 basis poin (bps) dari 4,25 persen jadi 4,5 persen.

Itu merupakan kenaikan pertama setelah sekian lama BI mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4,25 persen.

Tidak lama kemudian, BI kembali menjadwalkan RDG tambahan pada 30 Mei 2018 lalu memutuskan menaikkan lagi BI 7-Day Repo Rate sebesar 25 bps, membuat suku bunga acuan jadi 4,75 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelumnya membuka kemungkinan menaikkan kembali suku bunga acuan dalam rangka menghadapi penguatan dollar AS untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Adapun jadwal RDG berikutnya jatuh pada 27 dan 28 Juni 2018.

(Baca: Fed Fund Rate Naik, BI Buka Kemungkinan Kembali Naikkan Suku Bunga)

Research Analyst dari ForexTime (FXTM) Lukman Otunuga turut memprediksi, rupiah terancam terus melemah sepanjang pekan ini.

Hal itu sebagai dampak kekhawatiran dari perang dagang Amerika Serikat dan China serta penguatan dollar AS.

"Ketegangan antara dua negara adidaya ini membuat pasar berhati-hati. Saham global melemah karena keadaan ini, oleh karena itu investor mungkin akan melepas aset berisiko dan beralih pada investasi safe haven (instrumen yang dianggap aman)," kata Lukman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com