Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Ini Perbedaan Obligasi dan MTN yang Menjadi Aset Dasar Reksa Dana

Kompas.com - 22/06/2018, 07:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Obligasi dan Medium Term Notes (MTN) adalah jenis surat berharga berbasis hutang yang diperbolehkan menjadi aset dasar reksa dana. Berikut ini adalah hal yang membedakan Obligasi dengan MTN

Waktu Jatuh Tempo
Sebagai surat berharga berbasis utang, baik Obligasi maupun MTN memiliki waktu jatuh tempo. Perbedaannya adalah jatuh tempo obligasi bervariasi antara 370 hari hingga 30 tahun. Sementara untuk MTN biasanya hanya berkisar antara 1 – 5 Tahun

Penerbit
Penerbit dari Obligasi umumnya bisa berupa pemerintah dan korporasi, sementara penerbit dari MTN hanya korporasi saja. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan menerbitkan MTN dan Obligasi sekaligus.

Jaminan
Obligasi sesuai dengan informasi yang tercantum dalam prospektusnya, ada yang dijamin dengan aset secara spesifik, tanpa jaminan khusus (clean basis), dan tanpa jaminan sama sekali (obligasi subordinasi). Sementara untuk MTN, umumnya berbentuk clean basis.

Yang dimaksud dengan clean basis biasanya jaminannya bukan aset perusahaan yang telah dijadikan jaminan. Misalkan suatu perusahaan memiliki aset dalam bentuk gedung yang sudah dijaminkan ke bank, maka ketika terjadi gagal bayar, hasil penjualan dari gedung tersebut tidak dapat dibayarkan kepada pemegang obligasi atau MTN.

Baca juga: Mengenal Reksa Dana Terproteksi

Metode Penawaran
Obligasi ditawarkan melalui mekanisme penawaran umum. Yang dimaksud dengan penawaran umum adalah penawaran menggunakan media massa atau ditawarkan kepada lebih dari 100 pihak dan telah terjual kepada lebih dari 50 pihak. Sementara MTN ditawarkan secara terbatas dan dimiliki maksimal 49 pihak.

Skema penawaran umum pada obligasi memiliki persyaratan yang lebih ketat dan proses yang lebih panjang bagi perusahaan dibandingkan penawaran MTN yang hanya ke pihak tertentu.

Rating / Peringkat Efek
Risiko terbesar dari surat hutang adalah risiko jika terjadi gagal bayar. Untuk memudahkan masyarakat dalam menilai risiko gagal bayar, salah satu indikator yang digunakan adalah rating atau peringkat yang diterbitkan oleh perusahaan pemeringkat efek seperti PT. PEFINDO atau PT. Fitch Rating Indonesia.

Standar rating adalah kategori Investment Grade (Layak Investasi) dari AAA, AA, A dan BBB dan Non Investment Grade (Tidak Layak Investasi) dari BB, B, CCC, CC, C dan Default.

Dalam banyak kasus, biasanya rating antara obligasi dan MTN adalah sama karena fokusnya bukan kepada berapa pihak perusahaan berhutang tetapi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

Besaran Kupon
Kupon adalah tingkat imbalan yang dibayarkan kepada pemegang surat utang. Besaran kupon biasanya ditentukan oleh jangka waktu dan rating dari perusahaan.

Secara teori, semakin lama jangka waktu maka semakin besar kupon yang diberikan dan sebaliknya. Sebagai contoh, surat utang dengan jangka waktu 5 tahun biasanya akan memberikan kupon lebih besar dibandingkan surat utang dengan jangka waktu 2 tahun.

Untuk rating, biasanya semakin tinggi / baik rating perusahaan, maka semakin kecil kupon yang diberikan dan sebaliknya. Sebagai contoh, perusahaan dengan Rating AAA akan membayarkan kupon lebih kecil dibandingkan perusahaan dengan rating A.

Metode penawaran juga berpengaruh. Obligasi yang ditawarkan melalui skema penawaran umum memiliki persyaratan yang lebih ketat dan potensi jumlah pembeli yang lebih besar, untuk itu, kupon yang diberikan bisa saja lebih kecil dibandingkan MTN yang pemiliknya dibatasi hanya 49 pihak saja.

IlustrasiTHINKSTOCK Ilustrasi

Minimum Investasi
Besaran nominal untuk minimum investasi amat bervariasi. Untuk obligasi pemerintah tipe Ritel seperti ORI dan Sukuk Ritel, minimum investasi bisa dimulai dari Rp 5 juta. Sementara untuk obligasi pemerintah seri FR (Fixed Rate), biasanya membutuhkan minimal Rp 1 M atau bahkan lebih besar. Hal yang sama juga berlaku untuk obligasi Korporasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com