Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Faktor yang Membuat Nilai Investasi LRT Berbeda-beda

Kompas.com - 25/06/2018, 07:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beberapa faktor yang membuat nilai investasi guna membangun light rail transit atau LRT berbeda-beda di setiap negara.

Faktor tersebut berkaitan dengan konstruksi fisik pada masing-masing LRT.

"Biaya pembangunan infrastruktur LRT sangat bervariasi, dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis konstruksi apakah at grade, elevated, atau tunnel," seperti yang tercantum dalam data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Minggu (24/6/2018).

Faktor berikutnya yang bisa memengaruhi nilai investasi sebuah proyek LRT adalah jumlah stasiun, jumlah rolling stock, dan kapasitas depo.

Tak hanya itu, teknologi yang digunakan mulai dari struktur sipil, sistem persinyalan, sistem telekomunikasi, dan power supply turut menjadi faktor besar atau tidaknya nilai pembangunan proyek LRT.

"Kemudian juga tingkat kesulitan lokasi. LRT yang dibangun di atas lahan kosong nilai investasinya bakal tidak sebesar apabila dibangun di atas lahan yang banyak utilitas," tulis Kemenhub.

Sebagai informasi, LRT Palembang yang dibangun 100 persen elevated dengan panjang jalur 23,4 kilometer dan terdiri atas 13 stasiun serta 24 unit kereta hanya menelan biaya 37 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 484 miliar per kilometernya (kurs Rp 13.000).

Sementara itu, LRT Kelana Jaya Line Malaysia yang juga 80 persen dibangun secara elevated dengan panjang 34,7 kilometer dan terdiri dari 25 unit stasiun serta 120 unit kereta memiliki nilai investasi sebesar 63 juta dollar AS atau Rp 817 miliar per kilometernya.

Sedangkan LRT Manilla Line 1 Filipina yang juga dibangun 100 persen elevated dengan panjang jalur 23 kilometer, memiliki 14 unit stasiun, dan memiliki 108 unit kereta memiliki nilai investasi sangat besar mencapai 70 juta dollar AS atau Rp 1,004 triliun per kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com