Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LRT Palembang dan Tudingan "Mark-Up" Prabowo Subianto

Kompas.com - 25/06/2018, 10:07 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebutkan bahwa nilai pembangunan light rail transit (LRT) Palembang menimbulkan polemik.

Dalam sebuah pidatonya di Palembang Kamis lalu, Prabowo merasa sangsi dengan nilai investasi LRT Palembang yang mencapai Rp 12,5 triliun dengan panjang 24 kilometer.

Menurut Prabowo, riset indeks pembangunan LRT di dunia menyebutkan biaya pembangunan LRT 8 juta dollar AS per kilometer. Namun di Indonesia, melebihi jumlah itu. 

Dia pun menyimpulkan bahwa dana yang dihabiskan untuk membangun LRT Palembang setiap kilometernya mencapai 40 juta dollar AS.

“Jadi pikirkan saja berapa mark up yang dilakukan pemerintah untuk 1 kilometernya. Jika 8 juta dollar AS itu saja bisa mendapatkan untung, apalagi 40 juta dollar AS? Karena saya mengerti hal ini banyak yang membenci saya,” kata Prabowo.

Baca juga: LRT Palembang Akan Diuji Coba Awal Mei

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan tidak ada penggelembungan dana dalam pembangunan LRT Palembang.

"Menurut hemat saya, sinyalir yang disampaikan (penggelembungan dana) itu tidak benar," ujar Budi di Kantor Kemenhub, Jakarta, Sabtu (23/6/2018).

Budi Karya mengaku, telah berhati-hati dalam mengelola APBN. Untuk menentukan nilai proyek LRT, lanjut Budi, pihaknya telah melibatkan konsultan keuangan internasional.

"Kita itu sangat berhati-hati mengelola dana APBN. Oleh karenanya, kami melibatkan banyak konsultan, terutama konsultan internasional. Kita harapkan sangat governance. Yang kedua, kita melibatkan instansi-instansi yang berwenang di negara ini," imbuh dia.

Lebih murah dibandingkan LRT di negara tetangga

Berdasarkan data yang dirilis Kemenhub, nilai investasi LRT Palembang justru lebih murah jika dibandingkan dengan LRT Manila Line 1 di Filipina dan LRT Kelana Jaya Line di Malaysia.

Dana yang dikeluarkan untuk membangun LRT Kelana Jaya Line adalah sekitar 63 juta dollar AS per kilometer atau sekitar Rp 817 miliar per kilometer (kurs Rp 13.000).

Namun LRT Kelana Jaya Line memang mempunyai jalur sepanjang 34,7 kilometer, 25 unit stasiun, dan 120 unit kereta.

Kemudian, investasi lebih besar digunakan untuk membangun LRT Manilla Line 1, yakni 77 juta dollar AS per kilometer atau setara dengan Rp 1,004 triliun per kilometer. LRT Manilla Line 1 ini mempunyai jalur kereta sepanjang 23 kilometer, 14 unit stasiun, dan 108 unit kereta.

Lantas, bagaimana dengan LRT Palembang? Data Kemenhub menunjukkan, nilai investasi untuk LRT Palembang adalah 37 miliar dollar AS per kilometer atau senilai dengan Rp 484 miliar per kilometer.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com