Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Perdagangan Defisit 1,52 Miliar Dolar AS, Sri Mulyani Lapor Jokowi

Kompas.com - 25/06/2018, 15:09 WIB
Ihsanuddin,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan berfokus pada sektor riil dan kebijakan untuk menekan defisit neraca perdagangan Indonesia yang mencapai 1,52 miliar dollar Amerika Serikat.

"Kami tentu akan terus melihat, dari sisi sektor riil, policy akan difokuskan untuk membantu supaya neraca pembayaran, terutama defisit transaksi berjalan bisa dikurangi," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (25/6/2018).

Sri Mulyani mengaku sudah melapor ke Presiden Joko Widodo mengenai defisit neraca perdagangan yang baru saja dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik.

Ia menyarankan adanya dukungan melalui kebijakan terhadap ekspor, pariwisata, serta industri yang bisa melakukan substitusi impor.

(Baca: Nilai Impor Januari-Mei 2018 Naik 24,75 Persen)

Di sisi lain, kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Koordinator Perekonomian, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan, akan menindaklanjuti insentif kemudahan perpajakan, kepabeanan, makroprudensial BI, dan mikroprudensial OJK.

"Nanti akan kami terus follow up supaya secara konkret bisa memperbaiki defisit itu," ujarnya

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, neraca perdagangan Indonesia sepanjang Mei 2018 mengalami defisit sebesar 1,52 miliar dollar AS.

Angka tersebut tercatat lebih rendah dari posisi April 2018 lalu yang mencapai 1,63 miliar dollar AS.

(Baca: Neraca Perdagangan Mei 2018 Defisit 1,52 Miliar Dollar AS)

Sementara itu, secara tahun kalender pada periode Januari hingga Mei 2018, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar 2,83 miliar dollar AS.

“Nilai neraca perdagangan Indonesia Mei 2018 mengalami defisit 1,52 miliar dollar AS, dipicu oleh defisit sektor migas 1,24 miliar dollar AS dan non-migas 0,28 miliar dollar AS,” kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (25/6/2018) di kantor BPS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com