Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspansi ke Vietnam dan Thailand, Go-Jek Gunakan Nama Go-Viet dan Get

Kompas.com - 25/06/2018, 19:08 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Go-Jek, akhirnya resmi berekspansi ke dunia internasional. Perusahaan layanan transportasi itu akan mendirikan dua perusahaan yang didirikan secara lokal di Vietnam dan Thailand.

Kedua perusahaan tersebut akan bernama Go-Viet dan Get. Kedua perusahaan tersebut akan dikelola oleh tim manajemen sekaligus pendiri lokal, dengan didukung pengetahuan, keahlian, teknologi serta investasi dari Go-Jek.

"Strategi kami adalah mengkombinasikan teknologi kelas dunia yang telah dikembangkan GO-JEK, dengan keahlian, pengalaman serta pengetahuan pasar yang mendalam yang dimiliki tim lokal, untuk menciptakan bisnis yang benar-benar memahami kebutuhan konsumen," ujar CEO Go-Jek, Nadiem Makarim dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/6/2018).

Nadiem percaya masing-masing tim lokal memiliki pengetahuan dan keahlian untuk memastikan kesuksesan bisnis di Vietnam dan Thailand.

(Baca: Go-Jek Segera Ekspansi ke Luar Indonesia)

 

Meski menggunakan merk yang berbeda, namun mereka tetap beroperasi sejalan dengan nilai-nilai yang telah berhasil menjadikan Go-Jek pemimpin pasar di Indonesia.

"Bagi kami ini bukan hanya tentang pertumbuhan bisnis, namun bagaimana kami dapat menghadirkan dampak positif kepada sebanyak-banyaknya orang," kata Nadiem.

Go-Viet akan memasuki tahap pengujian beta pada Juli mendatang, sementara Get akan menyusul setelahnya.

Dalam proses peluncuran, Go-Jek pun masih terus berkonsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pengemudi, dan konsumen.

Transportasi online dan logistik

Sebagai permulaan, Go-Viet dan Get akan menghadirkan layanan transportasi online dan logistik.

Ke depannya, imbuh Nadiem, kedua layanan juga bakal mengakomodir fitur pesan-antar makanan dan pembayaran elektronik.

Ekspansi internasional ini dilakukan dengan perencanaan berbulan-bulan setelah ronde penggalangan investasi GO-JEK terakhir yang membawa investasi dari investor prestisius seperti Astra International, Warburg Pincus, KKR, Meituan, Tencent, Google, Temasek, dan lainnya.

Dari investasi yang didapatkan, dana sebesar USD 500 juta dialokasikan untuk ekspansi internasional sejalan dengan strategi perusahaan melebarkan sayapnya di Asia Tenggara.

(Baca: Go-Jek Berencana Ekspansi ke 4 Negara di Asia Tenggara)

 

Go-Jek juga berencana untuk meluncurkan operasinya di Singapura dan Filipina.

"Dukungan GO-JEK sangat ideal bagi kami, tidak hanya karena teknologi dan kepiawannya di bisnis ini, tetapi juga karena kita memiliki prinsip yang sama, yaitu hasrat untuk membawa dampak positif bagi masyarakat melalui peningkatan taraf hidup dan penghasilan, serta menumbuhkembangkan bisnis skala mikro, kecil, dan menengah," ujar Chief Executive Officer and Co-Founder Go-Viet, Nguyen Vu Duc.

Sementara itu, Chief Executive Officer and Co-Founder Get, Pinya Nittayakasetwat, menilai, Go-Jek bisa menjadi perusahaan unicorn pertama yang tumbuh di Indonesia karena mereka mampu menggunakan teknologi sebagai solusi untuk tantangan tersulit di negaranya.

"Tim Get terinspirasi oleh cara perusahaan memutarbalikkan masalah sehari-hari menjadi peluang bisnis yang sekaligus meningkatkan kualitas hidup jutaan orang. Kami bergerak dengan filosofi yang sama, dan kami bersemangat untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat Thailand," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com