Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bulan Pertama 2018, Indonesia Paling Banyak Impor Mesin dan Pesawat Mekanik

Kompas.com - 26/06/2018, 09:36 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik menunjukkan Indonesia paling banyak menerima impor barang nonmigas selama Januari hingga Mei 2018.

Komoditas impor terbesar adalah mesin dan pesawat mekanik senilai 11.076,3 juta dollar AS. Jika dibandingkan dengan medio yang sama tahun 2017, ada peningkatan sebesar 31,97 persen dari sebelumnya 8.392,8 juta dollar AS.

"Komposisi yang barang banyak diimpor mesin dan pesawat mekanik untuk barang modal," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Komoditas impor terbesar kedua yakni mesin dan peralatan listrik senilai 8.904,9 juta dollar AS. Ada peningkatan impor sebesar 28,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Nilai Impor Januari-Mei 2018 Naik 24,75 Persen

Impor terbesar ketiga adalah komoditas hasil minyak senilai 6.709,2 juta dollar AS dengan volume 10.237,2 ribu ton. Nilai impornya meningkat 6,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, ada penurunan volume 12,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selebihnya, komoditas yang diimpor ke Indonesia untuk periode Januari-Mei 2018 yakni minyak mentah senilai 4.038,4 juta dollar AS dengan volume 8.018,9 ribu ton, gas senilai 1.129,6 juta ton dengan volume 2.181 ribu ton, besi dan baja senilai 4.284,6 juta dollar AS, kendaraan dan bagiannya senilai 3.406,6 juta dollar AS, serealia senilai 1.442 juta dollar AS, serta gula dan kembang gula senilai 830,5 juta dollar AS.

Ada pula impor komoditas kapal terbang dan bagiannya senilai 618,7 juta dollar AS, kapal laut dan bangunan terapung senilai 534,4 juta dollar AS, kopi dan teh dan rempah senilai 260,7 juta dollar AS, serta sayuran senilai 240,7 juta dollar AS.

"Untuk barang konsumsi yang tinggi aalah beras dari Vietnam, gula putih dari Thailand, anggur dari China, dan vaksin dari India," kata Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com