Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Energi Melonjak, Pemerintah Bayar Utang ke PLN dan Pertamina

Kompas.com - 27/06/2018, 07:17 WIB
Kurniasih Budi

Editor

Sumber KONTAN


JAKARTA, KOMPAS.com - Realisasi subsidi energi per Mei 2018 naik karena pemerintah kembali melunasi utang subdisi kepada Pertamina dan PLN untuk subsidi tahun anggaran 2016 yang telah diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Selepas Mei, pelunasan utang subsidi energi itu sudah tidak ada lagi.

Carry over selesai. Tinggal memenuhi kewajiban tagihan bulanan saja dari PLN dan Pertamina. Akan stabil sesuai tagihan bulanannya. Sesuai dengan subsidi yang ditetapkan, sesuai dengan volume subsidi yang didistribusikan,” kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani dilansir Kontan.co.id, Selasa (26/6)

Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat belanja subsidi per Mei 2018 sebesar Rp 49 triliun. Per Mei 2017, realisasi subsidi energi hanya sebesar Rp 32,3 triliun. Artinya, subsidi energi per Mei tahun ini tumbuh 51,7 persen secara year on year (yoy).

(Baca: Tahun Ini Beban Subsidi Energi Diprediksi Naik Hingga Rp 30 Triliun)

Sementara, dibandingkan dengan bulan sebelumnya, realisasi subsidi energi naik Rp 10 triliun dimana subsidi energi per April 2018 sebesar Rp 39 triliun atau tumbuh 143,7 persen dari realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski begitu, utang pemerintah untuk subsidi energi tahun anggaran 2016 belum habis.

Menurut Askolani, pemerintah masih memiliki utang BBM dan LPG sekira Rp 10 triliun. Sementara untuk listrik, sisanya sekitar Rp 2 triliun.

Pengcer LPG 3 Kg di Kendal. KOMPAS.com/Slamet Priyatin Pengcer LPG 3 Kg di Kendal.

Namun, sesuai dengan saran BPK, pemerintah akan melunasi itu pada 2019. Bisa jadi, pemerintah juga akan melunasi subsidi energi tahun anggaran 2017 yang tengah diaudit oleh BPK pada 2019.

“Kami lihat nanti sesuai keseimbangannya,” kata dia.

Bila tidak ada carry over, ia melanjutkan, pada Januari-Mei 2018 pola subsidi berjalan normal.

Untuk Pertamina, polanya adalah penagihan satu bulan setelah Pertamina laksanakan distribusi subsidi solar dan LPG.

Suasana  Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan TengahKompas.com/Budi Baskoro Suasana Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah

Sementara untuk listrik, biasanya ada lagi sekitar dua bulan. Namun, sekarang sudah lebih cepat.

“Kalau BBM dan LPG cepat karena ada sistem online,” ujarnya.

Sebelumnya, utang subsidi BBM yang telah dibayarkan kepada Pertamina per Mei 2018 sebesar Rp 6,5 triliun dan utang subsidi LPG sebesar Rp 5,8 triliun.

Sementara, utang subsidi listrik yang dibayarkan kepada PLN sebesar Rp 5,3 triliun.

“Kalau di-exclude-kan, pola subsidi tidak jauh berbeda,” ujarnya. (Ghina Ghaliya Quddus/ Herlina Kartika)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Selesai bayar utang ke Pertamina dan PLN, subsidi energi selanjutnya tak bengkak lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com