Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuan China Anjlok, Muncul Kekhawatiran Perang Dagang Picu Perang Kurs

Kompas.com - 28/06/2018, 09:24 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

BEIJING, KOMPAS.com - Mata Uang China melemah ke titik terendahnya terhadap dollar AS dalam enam bulan belakangan pada Rabu, (28/6/2018) waktu setempat.

Pelemahan ini menimbulkan spekulasi bahwa China sengaja membiarkan nilai mata uangnya jatuh sebagai salah satu strategi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Dikutip melalui CNBC, dengan membiarkan nilai yuan jatuh terhadap dollar AS, maka harga barang-barang China aka menjadi jauh lebih murah di pasar internasional. Namun, analis meragukan pelemahan yuan disengaja oleh China.

"Nampaknya yang terjadi kali ini adalah devaluasi yang tidak terlalu signifikan yang menciptakan keributan yang cukup besar pada pagi ini. Kondisi pasar saat ini juga sedang mengkhawatirkan," ujar Boris Schlossberg dari BK Asset Management.

Kecemasan di pasar mata uang meningkat selepas Presiden Trump mengatakan pihaknya akan merombak kembali Komite Investasi Asing Amerika Serikat (CFIUS) yang aka menentukan izin kepemilikan asing perusahaan AS oleh China.

Langkah trump kali ini dilihat sebagai melunaknya kebijakan Trump yang sebelumnya sempat diberitakan akan melarang perusahaan dengan kepemilikan sebesar 25 persen oleh China untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan AS.

Yuan pun telah melemah terhadap dollar AS sejak awal bulan ini. Dollar AS menguat hingga 6,6145 terhadap yuan. Angka ini adalah yang tertinggi sejak Desember 2018 lalu, meskipun kemudian kembali melemah tipis selepas isu perombakan CFIUS.

Sebelumnya, China kerap dituduh oleh AS dengan sengaja membiarkan nilai mata uangnya terdepresiasi untuk mendorong ekspor mereka. Meskipun tahun ini, AS berhenti menyebut China sebagai 'manipulator kurs', dan mata uang China relatif terjaga dan stabil.

Analis pun menyebut China sepertinya tidak secara sengaja membiarkan mata uangnya melemah terhadap dollar AS, meskipun China juga mungkin menggunakan sedikit pengaruh dari pelemahan ini.

"Secara teori, perang dagang jika terus menerus dapat memicu perang kurs, akan tetapi saya pikir tidak ada pihak yang ingin mencapai titik ini," ujar Currency Strategist Deutsche Bank Alan Ruskin.

Dirinya menambahkan, adanya relaksasi kebijakan moneter China juga menjadi salah satu faktor yang mendorong pelemahan yuan terhadap dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com