Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Pinjaman? Tentukan Sumber Pendanaanmu Sendiri...

Kompas.com - 29/06/2018, 06:11 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tumbuhnya layanan pinjam meminjam berbasis teknologi informasi (peer to peer lending/P2P) di Indonesia semakin memberikan kemudahan kepada masyarakat kita untuk memperoleh pinjaman.

Sehingga masyarakat yang selama ini kerap kesulitan mendapatkan pinjaman untuk kebutuhan modal usaha dari perbankan dan layanan keuangan konvensional lainnya seakan seakan mendapat berkah atas kehadiran berbagai perusahaan P2P yang menyediakan jumlah pinjaman bervariasi sesuai kebutuhan.

Menggeliatnya perusahaan P2P lending di Tanah Air seiring dengan kian tingginya minat masyarakat terhadap berbagai produk layanan keuangan yang ditawarkan begitu beragam.

Baca: Apa Saja Syarat untuk Mengajukan Pembiayaan Fintech?

Tidak hanya sekedar pinjaman melainkan juga sistem pembayaran kredit yang semuanya menjadi fasilitas bagi masyarakat untuk memperoleh akses cepat ke lembaga keuangan tanpa proses ribet dan semua berbasis aplikasi digital (financial technology/fintech).

Berbicara jumlah populasi, Bappenas memprediksi, pada tahun ini populasi di Indonesia mencapai sebanyak 262 juta jiwa. Kondisi ini pun berbanding lurus dengan pengguna ponsel pintar (smartphone) di kalangan masyarakat kita yang diproyeksikan oleh lembaga riset Emarketer akan menembus lebih dari 100 juta orang di tahun 2018.

Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia, setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat pertumbuhan ekonomi kita hanya 5,07 persen dari target 5,2 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017.

Meski demikian, angka tersebut tercatat yang tertinggi sejak 2014 dan mengalami kenaikan dibandingkan capaian tahun 2016 yang sebesar 5,03 persen.

Ironisnya, sejumlah tingkat pertumbuhan itu masih belum mampu mengangkat signifikan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang hanya naik menjadi Rp 51,89 juta per tahun dari sebelumnya sebesar Rp 47,96 juta per tahun.

Jika dirata-ratakan, maka dalam satu bulannya, masyarakat kita hanya memiliki pendapatan sekitar Rp4,3 juta dan masih berada di segmen menengah ke bawah yang diyakini tetap memiliki banyak kebutuhan dan bukan tanpa alasan menempatkan perusahaan P2P lending sebagai solusi keuangan yang mumpuni demi meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

Tentu saja, dalam mencari pinjaman kepada perusahaan P2P lending, masyarakat juga harus jeli dan bijak yang semuanya disesuaikan dengan pendapatan yang dimiliki maupun kebutuhan yang ada agar tidak terlilit utang yang tidak perlu atau hanya sekadar konsumtif.

Hingga April 2018, terdapat 44 pelaku usaha fintech berbasis P2P lending yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan(OJK) dan sekitar 52 pelaku usaha serupa sedang menantikan status terdaftarnya dikabulkan oleh OJK.

Menariknya, dari hampir 100 perusahaan P2P lending tersebut selalu menyediakan beraneka ragam jenis kegiatan pinjaman demikian juga model bisnisnya. Gambaran ini jelas mampu memberikan pilihan yang semakin banyak kepada masyarakat untuk menentukan sendiri mau meminjam ke perusahaan yang mana disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masing-masing juga disertai dengan kemampuan bayar mereka yang dinilai dari pendapatannya.

Berikut kami rangkum setidaknya dua jenis kegiatan pinjaman yang dapat menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk menjadi tujuan bagi mereka dalam mengajukan pinjaman ke perusahaan fintech lending:

1.Berdasarkan Sifat Kegunaan

Dilihat dari sifatnya, pinjaman dapat dikategorikan sebagai jenis konsumtif dan produktif tergantung dari perlakuannya, antara lain:

- Pinjaman yang tujuannya digunakan sebagai modal kerja atau kegiatan usaha baik untuk memulai usaha maupun memperluas usaha maka bisa dikatakan sebagai pinjaman modal kerja atau masuk sebagai jenis produktif

- Pinjaman yang digunakan untuk kegiatan berinvestasi. Kegiatan ini masih masuk dalam kategori pinjaman produktif karena memberikan keuntungan dari kegiatan berinvestasi dan secara umum pinjaman ini berkaitan dengan jangka waktu yang relatif lama baik dari segi perolehan keuntungan maupun pengembaliannya

- Pinjaman yang digunakan untuk konsumtif dan ini memiliki fungsi yang bertolak belakang dari kedua pinjaman sebelumnya. Biasanya, pinjaman seperti ini untuk mencukupi kebutuhan yang sifatnya personal, misalnya kepemilikan rumah tinggal atau membeli kendaraan pribadi

2.Berdasarkan Jangka Waktu Pengembalian

Setiap pinjaman yang diberikan oleh perusahaan P2P lending memiliki ikatan perjanjian yang memuat tentang kesanggupan membayar dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya, jangka waktu pengembalian disesuaikan dengan besarnya pinjaman yang diberikan, antara lain:

- Pinjaman dengan pengembalian jangka pendek. Saat ini perusahaan fintech lending ada yang menyediakan jangka waktu kurang dari satu bulan hingga tiga bulan. Bahkan, tidak sedikit juga yang menawarkan pengembalian pinjaman kurang dari 1(satu) tahun

- Pinjaman dengan pengembalian jangka menengah. Biasanya, pengembalian ini seiring dengan nilai pinjaman kurang dari Rp100 juta untuk membantu permodalan kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan memiliki jangka waktu minimal 1(satu) hingga 2(dua) tahun

- Pinjaman dengan pengembalian jangka panjang. Sesuai dengan namanya, maka pengembaliannya bisa mencapai kurang lebih 5(lima) tahun, atau bisa lebih lama dari itu 

Di sisi lain, setelah kita mengetahui tujuan dari pengajuan pinjaman maka langkah akhirnya adalah tentukan mau ke perusahaan P2P lending mana? Hal ini dikarenakan model bisnis penyedia jumlah pinjaman yang begitu variatif dari perusahaan P2P lending yang kian hari menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia sebagai wujud nyata solusi keuangan terinovatif.

Secara jumlah pinjaman yang ditawarkan oleh para perusahaan P2P lending sangat beragam dan masyarakat selaku peminjam tidak dibebani oleh jaminan atau agunan apapun. Katakan saja, ada yang menyediakan jumlah pinjaman berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 3 juta, di atas Rp 3 juta hingga Rp 10 juta, bahkan hingga Rp 2 miliar.

Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar (smartphone), tinggal mengunduh aplikasinya, dan mengupload sejumlah dokumen seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan foto potret diri (selfie) maka setiap masyarakat atau peminjam dapat langsung mengajukan pinjamannya. Sekarang tinggal bagaimana tiap peminjam memutuskan akan mengajukan pinjaman di perusahaan P2P lending yang mana sesuai kebutuhannya masing-masing.

 Penulis : Tim Public Relation GoCash Indonesia

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dan Fintech.id. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas isi artikel.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com