Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Asing yang Kabur dari Pasar Modal Hampir Capai Rp 50 Triliun

Kompas.com - 29/06/2018, 11:30 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber KONTAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Investor asing semakin menjauhi pasar modal domestik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin anjlok 2,08 persen menjadi 5.667,32. Sejak awal tahun hingga kemarin, indeks bursa saham Indonesia sudah merosot hingga 10,83 persen.

Mengutip Kontan.co.id, Jumat (29/6/2018) kejatuhan IHSG kemarin diiringi dengan aksi penjualan bersih (net sell) investor asing senilai hampir Rp 700 miliar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pemodal asing memang tampak masih enggan mendekati pasar saham lokal. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), asing sudah membukukan net sell senilai Rp 49,79 triliun.

Lembaga pemeringkat internasional juga sudah memberi sinyal tentang potensi keluarnya dana asing.

Moody's Investors Service, misalnya, menyebutkan, seiring dengan menguatnya dollar Amerika Serikat terhadap valuta global, risiko kredit di negara emerging market yang mengandalkan pendanaan luar negeri cenderung meningkat.

Kemerosotan IHSG sejalan dengan posisi rupiah yang semakin loyo di hadapan dollar AS. Selama enam bulan terakhir, rupiah terpangkas 5,71 persen. Koreksi rupiah termasuk paling dalam dibandingkan valuta negara ASEAN.

Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas, Alfred Nainggolan, berpendapat, dari kebijakan AS yang cukup agresif menaikkan suku bunga acuan, maka keluarnya dana asing saat ini wajar. Capital outflow terjadi meski fundamental masih oke

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di kisaran 5,1 persen sejatinya masih menarik bagi investor asing. Pertumbuhan kinerja emiten juga positif, di kisaran 16-20 persen. "Jadi apakah kita masih menarik? Iya. Tapi asing masih mencari kondisi dan waktu yang tepat untuk kembali," ujar Alfred.

Meski rupiah masih bergejolak, selama pertumbuhan ekonomi dan inflasi terjaga, kinerja emiten juga tumbuh baik, itu masih cukup jadi daya tarik dana asing kembali masuk ke Tanah Air.

Namun hingga akhir tahun Alfred masih melihat kecenderungan capital outflow. Di sisi lain, potensi capital inflow di jangka pendek sulit tercapai selama ekonomi AS tumbuh. "Hingga akhir tahun, kami melihat masih ada potensi outflow berkisar Rp 60 triliun-Rp 70 triliun. Untuk Juli saja, sudah ada potensi berada di Rp 60 triliun," jelas Alfred.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menilai, hal terpenting untuk menjaga dana asing tetap masuk adalah kondisi makro ekonomi Tanah Air. Selama target ekonomi tak merosot dalam, maka minat asing berinvestasi di Indonesia tetap ada.

Hingga akhir tahun nanti, dia memperkirakan capital outflow bisa menyusut jadi Rp 25 triliun–Rp 30 triliun.

Analis Senior Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menyatakan, keluarnya dana asing masih relevan dengan kondisi saat ini. Hal tersebut berkaca dari pelemahan rupiah, anjloknya IHSG, serta transaksi berjalan yang masih defisit dalam lima bulan terakhir. "Asing pergi sementara dan memilih berinvestasi di AS. Cuma, saya lihat ini hanya sementara, cepat atau lambat akan membaik kembali," ungkap William.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Asing net sell hampir Rp 50 triliun di BEI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com