Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin: Jaga Ketahanan Ekonomi Indonesia, Ekspor Harus Digenjot

Kompas.com - 29/06/2018, 17:37 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut, untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia tidak cukup hanya dengan menaikkan suku bunga acuan.

Ada hal lain yang lebih mendesak untuk dikerjakan, yakni meningkatkan ekspor yang selama ini pertumbuhannya selalu di bawah impor.

Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan siang tadi memutuskan menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps). Suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate kini jadi 5,25 persen dan berlaku mulai hari ini.

"Upaya yang paling penting dan mendesak adalah memperbaiki ekspor agar pertumbuhannya enggak kalah dengan impor, sehingga neraca perdagangannya yang 6-7 bulan terakhir sudah terlanjur negatif, harus didorong berubah jadi positif," kata Darmin saat ditemui di Hotel Borobudur, Jumat (29/6/2018).

Baca juga: Soal Kenaikan Suku Bunga Acuan BI, Darmin Sebut Tidak Ada Cara Lain

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan dari Januari sampai Mei 2018 mencatatkan defisit sebesar 2,83 miliar dollar AS. Sejak awal tahun, surplus neraca perdagangan hanya terjadi pada bulan Maret, sebesar 1,09 miliar dollar AS dan selebihnya mengalami defisit.

Darmin menilai, upaya yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan ekspor adalah dengan memberikan kemudahan berinvestasi. Wujudnya adalah melalui sistem Online Single Submission (OSS) yang rencananya akan dirilis pekan depan.

"Syukur-syukur investasinya di bidang yang melakukan ekspor, karena selama 2-3 tahun ini, investasi yang masuk lebih banyak yang menjual ke dalam. Perdagangan internasional selama ini rendah sekali, tapi sejak setahun yang lalu mulai membaik. Kita harus mengisi ini dengan investasi yang berorientasi ekspor," tutur Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com