Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Sektor Jasa Keuangan dan Likuditas Dalam Negeri Masih Terjaga

Kompas.com - 30/06/2018, 06:17 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia masih dalam kondisi terjaga.

"Dari indikator yang ada menunjukkan bahwa akselerasi pertumbuhan ekonomi global berlanjut dengan negara maju menjadi penggerak utama, terutama perekonomian Amerika Serikat (AS)," kata Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/6/2018).

Akan tetapi lanjut Anto, keberadaan momentum perbaikan ekonomi global dibayangi beberapa hal negatif.

Naiknya suku bunga AS, krisis politik Italia, dan menguatnya tensi perang dagang memberikan sentimen negatif pada pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Baca juga: OJK Nilai Stabilitas Jasa Keuangan dan Likuiditas Pasar Masih Terjaga

Gejolak yang muncul pada pasar global tersebut akhirnya mendorong Indeks Harga Saham Gabung (IHSG) pada Mei 2018 melemah tipis sebesar 0,18 persen dan ditutup di level 5983.6, dengan investor non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp 6,45 triliun.

Sementara itu, di pasar SBN yield SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sebesar 46,3 bps, 25,2 bps, dan 27,8 bps.

Adapun pada April 2018 kenaikan rata-ratanya adalah 21 bps dengan investor non-residen mencatatkan net sell di pasar SBN sebesar Rp 11,5 triliun.

"Di tengah perkembangan pasar keuangan tersebut, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Mei 2018 terus menunjukkan perbaikan," imbuh Anto.

Hal tersebut ditunjukkan tumbuhnya kredit perbankan sebesar 10,26 persen year on year (yoy). Piutang pembiayaan pun tumbuh 6,37 persen yoy.

Pertumbuhan positif Dana Pihak Ketiga (DPK) perbangkan sebesar 6,47 persen yoy turut menjadi penyebab perbaikan kinerja intermediasi selama Mei 2018.

"Sementara itu, premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh tinggi sebesar 31,49 persen dan 19,28 persen yoy," ujar Anto.

Pada sektor pasar modal, penghimpunan dana hingga 22 Juni 2018 tercatat mencapai Rp 89,3 triliun. Capaian tersebut meningkat dari periode sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 60 triliun.

Peningkatan penghimpunan dana di padar modal juga tak terlepas dari banyaknya emiten baru yang mencatatkan diri di pasar modal.

Selama Januari hingga Mei 2018, emiten baru tercatat sebanyak 20 perusahaan. Jumlah itu meningkat 100 persen dibanding periode Januari hingga Mei 2017 yang hanya 10 perusahaan. "Untuk total dana kelolaan investasi hingga 22 Juni 2018 telah mencapai Rp 729,3 triliun," sambung Anto.

Di tengah sentimen yang mewarnai pasar keuangan domestik, risiko Lembaga Jasa Keuangan (LJK)  baik kredit, pasar, dan likuiditas masih terjaga pada level yang manageable.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com