Sebagai President ASEAN Cisco, Naveen bertanggung jawab mengawal dan mempercepat pelaksanaan bisnis dan strategi di Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand, Vietnam, Filipina, Indonesia, dan wilayah Indocina.
Namun, yang penting untuk dipahami adalah, bagi negara-negara ini—termasuk Indonesia—untuk berhasil dalam dalam usaha-usaha ini, mereka harus melihat manufaktur melalui lensa yang berbeda.
Kenyataannya, negara-negara tersebut tidak mungkin bisa bersaing hanya dengan biaya tenaga kerja saja. Oleh karena itu, yang akan menjadi pembeda utama adalah seberapa efektif mereka mampu mengadopsi teknologi digital dan mentransformasi pabrik untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Konvergensi
Bagi saya, salah satu faktor penting dalam mewujudkan transformasi digital yang sukses di sektor manufaktur adalah konvergensi departemen teknologi informasi (TI) dan teknologi operasional (TO).
Biasanya, departemen-departemen ini beroperasi secara independen. Divisi operasional menjaga pabrik tetap berjalan, sementara tim TI mengelola aplikasi-aplikasi bisnis.
Baca juga: 6 Saran dari Peneliti LIPI untuk Songsong Era Industri 4.0
Seiring dengan fasilitas-fasilitas dan proses-proses pabrik yang mengalami proses digitalisasi, kedua fungsi ini perlu bekerjasama agar bisa sepenuhnya memanfaatkan potensi dari digitalisasi yang terjadi.
Kerja sama yang erat antara TI dan TO ini memberikan manfaat yang besar dalam empat dimensi strategi operasi, yaitu biaya, kualitas, kecepatan, dan keandalan. Keamanan siber akan menjadi faktor kunci untuk menangkap manfaat-manfaat ini.
Kualitas dan kecepatan
Salah satu aspek kunci dari transformasi digital adalah Internet of Things untuk industri (Industrial Internet of Things), yang menghubungkan satu sama lain antara peralatan, mesin, serta sensor di seluruh area pabrik. Hal ini memungkinkan produsen untuk mengumpulkan lebih banyak data daripada sebelumnya.
Akan tetapi, seperti yang kita ketahui, nilai data hanya bernilai dengan adanya hasil interpretasi terhadap data tersebut dan keputusan-keputusan berdasarkan interprestasi. Di sinilah kolaborasi TI/TO ini bisa membuat perbedaan yang sangat besar.
Baca juga: Dua Faktor Ini Bisa Jadikan Indonesia Pemain Kunci Industri 4.0 di Asia
Suatu contoh yang baik adalah dalam pemrosesan material atau operasi rantai pasokan. Departemen TI dapat mengaktifkan data sensor di sepanjang rantai nilai produksi untuk dibagikan, sehingga memastikan pengiriman barang dan jasa dengan lancar dan otomatis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.