Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Juni 2018 Disumbang oleh Tarif Transportasi dan Bahan Makanan

Kompas.com - 02/07/2018, 13:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik mencatat kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan memiliki andil terbesar dari inflasi Juni 2018 menjadi 0,59 persen.

Kelompok tersebut menyebabkan inflasi 0,26 persen dengan tingkat inflasi 1,5 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi terjadi karena naiknya harga yang ditunjukkan dengan naiknya indeks kelompok pengeluaran.

 

Baca: Inflasi Juni 2018 Tercatat 0,59 Persen

Juni 2018 bertepatan dengan akhir bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Tak heran jika tarif transportasi naik seiring tingginya permintaan.

"Untuk transportasi inflasinya paling besar. Lebaran dan libur panjang, permintaan angkutan akan besar," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Senin (2/7/2018).

Suhariyanto mengatakan, ritual mudik jelang Lebaran menyebabkan subkelompok transportasi mengalami inflasi. Komoditas pemberi andil terbesar yakni kenaikan tarif angkatan udara yang menyebabkan inflasi 0,15 persen, tarif angkutan antarkota sebesar 0,08 persen, dan tarif kereta api sebesar 0,01 persen.

"Transportasi antarkota banyak mrnggunakan bus. Beberapa daerah menyesuaikan tarif angkutan antarkota sebagaimana diatur Organda. Jadi di beberapa kota mengalami kenaikan lumayan signifikan," kata Suhariyadi.

Meski begitu, untuk subkelompok komunikasi dan pengiriman mengalami deflasi 0,14 persen.

Selain transportasi, kelompok lain yang menyumbang inflasi cukup besar yakni makanan, baik bahan makanan maupun makanan jadi. Kelompok bahan makanan memiliki andil inflasi sebesar 0,19 dengan tingkat inflasi 0,88 persen pada Juni 2018.

Hal ini sebanding dengan momentum bulan puasa dan Lebaran di mana permintaan bahan makanan meningkat untuk merayakan tradisi tahunan umat Islam. Komoditas dominan yang menyumbang inflasi yakni ikan segar sebesar 0,08 persen.

"Ikan segar di wilayah Indonesia Timur terutama akibat cuaca buruk. Nelatan tidak berani mrlaut sehungga ada kekuranfan pasokan ikan yang memberi andil pada inflasi.

Selain itu, inflasi daging ayam ras sebesar 0,03 persen; ayam hidup, daging ayam kampung, daging sapi, sayur-sayuran serta kacang-kacangan masing-masing sebesar 0,01 persen. Menurut Suhariyanto, angka inflasi tersebut masih dalam tahap wajar di samping faktor momentum Lebaran.

Namun, ada pula komoditas yang menyumbanh deflasi yaitu telur ayam ras dan cabai merah masing-masing sebesar 0,03 persen serta bawang putih dan beras masing-masing 0,01 persen.

Selain itu, kelompok pengeluaran yang mempengaruhi inflasi Juni 2018 yaitu makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang menyumbang 0,08 persen dengan tingkat inflasi 0,4 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menyumbang inflasi 0,03 persen dengan tingkat inflasi 0,13 persen.

Lainnya adalah sandang menyumbang inflasi 0,02 persen dengan tingkat inflasi 0,36 persen; kesehatan menyumbang inflasi 0,01 persen dengan tingkat inflasi 0,27. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami inflasi 0,07 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com