Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Sektor Jadi Prioritas, Menperin Dinilai Ambil Langkah Tepat

Kompas.com - 08/07/2018, 08:15 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memprioritaskan 5 sektor industri untuk pengimplementasian industri 4.0.

Kelima sektor industri tersebut adalah makanan dan minuman, tekstil, elektronik, otomotif, dan kimia farmasi.

Pakar inovasi dan ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastadi mengatakan keputusan Kemenperin untuk fokus pada 5 sektor tersebut guna mengimplementasikan industri 4.0 sudah tepat.

"Ketika berbicara 'Making Indonesia 4.0' itu sebenarnya kan sudah menunjuk prioritas dan itu sudah merupakan langkah baik karena sebelumnya kalau kita bicara Kemenperin ini target industriya banyak sekali dan sekarang sudah lebih fokus," kata Fithra di Jakarta, Sabtu (7/7/2018).

Baca juga: Pengusaha Makanan dan Minuman Siap Implementasikan Industri 4.0

Dengan diprioritaskannya kelima sektor tersebut maka Fithra yakin bahwa implementasi industri 4.0 di Indonesia bisa berjalan dengan lancar.

"Sebabnya ya itu adalah industri-industri yang memang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi kita dan sejauh ini, itu semua masih on the right track," imbuh Fithra.

Dalam data Kemenperin, industri makanan dan minuman memiliki pangsa pasar dengan pertumbuhan mencapai 9,23 persen pada 2017.

Selain itu, industri tersebut menjadi penyumbang terbesar dalam produk domestik bruto (PDB) industri non-migas hingga 34,33 persen pada 2017.

Baca juga: Implementasikan Making Indonesia 4.0, Menperin Minta Tambahan Anggaran

Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara mengatakan, peran industri makanan dan minuman juga tampak dari sumbangan nilai ekspor produknya, termasuk minyak kelapa sawit yang mencapai 31,7 miliar dollar AS pada 2017.

Dengan besarnya ekspor tersebut, maka neraca perdagangan mengalami surplus bila dibandingkan dengan nilai impornya sebesar 9,6 miliar dollar AS..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com