Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Penyebab Kembali Tergerusnya Cadangan Devisa RI

Kompas.com - 08/07/2018, 10:18 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) baru saja merilis cadangan devisa akhir Juni 2018. Hasilnya, cadangan devisa pada periode tersebut kembali tergerus.

Pada akhir Juni 2018, posisi cadangan devisa Indonesia sebesar 119,8 miliar dollar AS, turun 3,1 miliar dollar AS atau 2,5 persen dari sebelumnya 122,9 miliar dollar AS pada periode Mei 2018.

Sementara pada periode Mei 2018 lalu, cadangan devisa telah tergerus sebesar 1,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 124,9 miliar dollar AS.

Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastadi menyebutkan menurunnya cadangan devisa negara pada Juni ini didorong oleh dua faktor utama.

Baca juga: Jaga Stabilitas Rupiah, Cadangan Devisa Tergerus 31 Miliar Dollar AS

"Ini kan terjadi karena dua hal, yang pertama defisit neraca perdagangan kita pada akhirnya terjadi secara persisten dan kedua adanya intervensi BI terhadap pasar uang menyusul melemahnya rupiah," kata Fithra, Sabtu (7/7/2018).

Tergerusnya jumlah cadangan devisa tersebut menjadi wajar jika melihat neraca perdagangan yang kembali mengalami defisit pada Mei 2018.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai ekspor dan impor pada Mei 2018 mengalami peningkatan dari April 2018 maupun dari Mei 2017.

Ekspor naik 10,8 persen dibandingkan April 2018 dan naik 12,47 persen dibandingkan Mei 2017. Sedangkan, nilai impor naik 9,17 persen dibandingkan April 2018 dan naik 28,12 persen dibandingkan Mei 2017.

Baca juga: Gubernur BI: Cadangan Devisa Masih Jauh dari Cukup

Atas dasar hal tersebut maka Fithra meyakini bahwa cadangan devisa dan neraca perdagangan bisa diperbaiki dengan meningkatkan ekspor.

"Kalau kita bicara ekspor maka berarti balik lagi ke produksi industri. Nah selama ini kita mengalami de-industrialisasi dan de-industrialisasi ini yang harus dibenahi dengan cara membangun infrastruktur yang bisa menopang itu semua. Pemerintah sudah membangun itu dan itu tentunya akan membutuhkan waktu dan kesabaran," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com