Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup dan UMKM yang Belum Raup Keuntungan Bisa IPO di BEI, Ini Syaratnya

Kompas.com - 11/07/2018, 16:36 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) matangkan peraturan menggodok peraturan baru mengenai UMKM dan perusahaan baru atau startup agar lebih mudah melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) di BEI.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo menuturkan ada sejumlah persyaratan untuk startup yang bisa IPO.

"Persiapan peraturan baru terkait dengan perusahaan-perusahaan yang akan go public lebih mudah melakukan pencatatan. Misalnya untuk perusahaan UMKM, peraturannya sedang di godok. Ada beberapa relaksasi, contohnya belum untung tapi jika punya aset yang bagus mungkin bisa dipertimbangkan," ujar Laksono Widodo, Rabu (11/7/2018).

Menurut dia, untuk finalisasi peraturan dia menyebutkan tahun ini segera terlaksana. Peraturan tersebut mempertimbangkan adanya track record emiten yang jelas, dan aset yang cukup bagus walaupun untungnya baru 3 tahun ke depan.

"(Kalau seperti itu) mungkin bisa dipertimbangkan," tambah Laksono.

Mengenai para pelaku startup atau perusahaan berbasis teknologi yang terkendala dengan Aset Berwujud Bersih (Net Tangible Asset), Laksono menyebutkan peraturan ini untuk menyiasatinya.

"Salah satu cara untuk menyiasati perusahaan-perusahaan yang leader startup, Go-jek contohnya atau berbasis teknologi untuk bisa masuk," ujar Laksono.

Perang Dagang

Dalam kesempatan itu, Laksono juga menyatakan bahwa ancaman perang dagang oleh Amerika Serikat (AS) membuat pasar modal bergejolak.

Menurut dia, sentimen perang dagang bisa cukup negatif termasuk ke pasar modal, tapi pasar dalam negeri masih cukup baik.

"Saya kurang tahu, perang dagang ini sampai seberapa dalam, selain perang dagang ada beberapa hal lain yang memperngaruhi sentimen bursa, so far sentimen dari dalem negeri tetap cukup baik," ujar Laksono.

Lebih lanjut, Laksono menyebutkan bahwa dampak dari Pilkada kemarin dapat mengeliminasi berita-berita mengenai sentimen negatif perang dagang ini.

Disinggung mengenai kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen pada (29/6/2018), Laksono berpendapat bahwa hal tersebut sudah dapat dicerna secara baik oleh pasar.

"Mengenai kenaikan suku bunga, saya rasa sudah dicerna cukup baik oleh market, so kita lihat perang dagang tidak memberikan dampak yang negatif," tambah Laksono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com