Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS: Perang Dagang Naikkan Persepsi Risiko Investasi di Indonesia

Kompas.com - 13/07/2018, 11:23 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi, dalam sebulan ke depan, isu perang dagang antara Amerika Serikat dengan China dan Uni Eropa kian memanas.

Meningkatnya ketegangan perang dagang di antara ketiga negara tersebut akan berimbas pula pada peningkatan persepsi risiko investasi yang dapat mendorong dana keluar dari Indonesia.

Sebab, kian panasnya isu perang dagang juga disertai dengan peningkatan indeks dollar AS. Hal itu juga mendorong naiknya harga energi yang menjadi sentimen pendorong naiknya yield obligasi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Yield obligasi pemerintah Indonesia bahkan mengalami kenaikan tertinggi di antara negara-negara Asia lain, yaitu mencapai 78 bps ke level 7,80 persen.

"Berlanjutnya depresiasi rupiah menjadi faktor yang mendorong kenaikan yield obligasi pemerintah Indonesia, seiring meningkatnya persepsi risiko investasi," tulis LPS dalam keterangan resminya yang diberikan kepada Kompas.com, Jumat (13/7/2018).

Naiknya yield obligasi merupakan tanda adanya potensi kenaikan suku bunga yang juga dapat mendorong tekanan inflasi. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang akan dilihat oleh pelaku pasar.

Ditambah lagi, LPS menilai adanya ancaman perang dagang dari AS ke Indonesia dapat semakin meningkatkan potensi kenaikan yield obligasi pemerintah sepanjang Juli 2018.

"Isu yang sama, terutama ancaman perang dagang dari AS ke Indonesia, diperkirakan menjadi faktor pendorong kenaikan yield obligasi pemerintah Indonesia di sepanjang Juli 2018," tulis LPS.

Sentimen pasar global pun diprediksi juga akan naik. Selama Juni 2018 saja, indikator-indikator sentimen pasar global seperti indeks Chicago Board Options Exchange (CBOE) Volatility Index atau indeks VIX dan J.P. Morgan Emerging Bond Index atau indeks EMBI terpantau naik.

"Pada akhir Juni lalu, indeks VIX mencapai level 16,09, sedangkan EMBI berada di posisi 388,06," sebut LPS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com