PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Badan Informasi Geospasial mulai Juli hingga Desember 2018 melakukan pemetaan lahan di Kalimantan Tengah, salah satu provinsi alternatif lokasi ibu kota Negara Indonesia yang akan dipindahkan dari DKI Jakarta.
Mengutip Antaranews, Sabtu (14/7/2018), Pejabat Sekda Kalteng, Fahrizal Fitri mengatakan pemetaan ini diketahui setelah BIG melapor dan meminta data lahan mana saja yang dipersiapkan untuk menjadi lokasi ibu kota Negara Indonesia.
"Hasil dari pemetaan tersebut akan menjadi prioritas pembangunan nasional di Provinsi Kalteng. BIG melakukan pemetaan karena memang diminta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)," ucapnya, Jumat (13/7/2018).
Baca: Menteri Agraria: Calon Ibu Kota Baru Harus Bebas Banjir
Pria yang juga menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng ini menyebut, adanya pemetaan tersebut membuktikan bahwa Pemerintah pusat telah mempersiapkan berbagai langkah terkait wacana perpindahan ibu kota Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pada awal tahun ini mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang masuk pada tahap pembahasan fokus pada lokasi untuk rencana perpindahan Ibu Kota.
Dari perkembangan sebelumnya, Bambang menyebut hampir merampungkan kajian rencana tersebut untuk diperlihatkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Lagi membahas mengenai kriteria lokasi dan kandidat lokasi," kata Bambang saat ditemui di kantornya, Selasa (9/1/2018).
Bambang menjelaskan, dia belum bisa menyebutkan lokasi mana saja yang tengah dibahas untuk dijadikan Ibu Kota nantinya. Namun, yang pasti rencana tersebut terus berjalan dan kini beberapa kandidat tempat untuk pemindahan Ibu Kota dari DKI Jakarta sedang dibahas secara keseluruhan.
Ketika ditanya soal kemungkinan Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang akan dijadikan lokasi Ibu Kota baru, Bambang belum memastikan hal tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.