JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia menyebutkan, baru 1/4 dari total Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia (BI) yang secara konsisten berhasil memasuki pasar ekspor. Sementara, total UMKM yang dibina oleh BI terdapat 800 unit usaha.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM Yunita Resmi Sari mengatakan, hal yang paling memengaruhi tersendatnya pengembangan UMKM untuk bisa memasuki pasar ekspor karena sebagian besar pelaku usaha UMKM memiliki pengetahuan mengenai pengembangan bisnis internasional yang minim.
"Bisa dikatakan, karena keterbatasan informasi dan pengetahuan pasar internasional," sebut Yunita ketika menjelaskan kepada awak media di Gedung BI, Selasa, (17/7/2018).
Dalam proses menentukan unit usaha mana saja yang dapat didorong ke pasar internasional, BI menyortir dan menilai potensi dari masing-masing unit UMKM.
Baca juga: Dukung Pengembangan UMKM, BI Gelar Pameran Karya Kreatif 2018
Selain itu, BI juga mendorong UMKM untuk dapat melaksanakan proses produksi secara berkelanjutan dan konsisten.
"Jadi begitu, kita dorong UMKM ini melakukan produksi yang suistainable dan continue," lanjut Yunita.
Selain itu, BI juga menilai suntikan modal menjadi masalah lain bagi pelaku UMKM. Namun, Yunita menambahkan modal tak akan menjadi kendala ketika masing-masing hasil produksi UMKM telah memiliki pangsa pasarnya sendiri.
"UMKM ini kalau sudah memiliki pasar akan mudah mendapatkan suntikan modal, sebab, bank-bank mulai melihat adanya potensi dari UMKM itu," lanjut Yunita.
Sebagai informasi, UMKM mendominasi unit usaha di Indonesia, yaitu sebesar 99,9 persen dari total unit usaha yang berjumlah 57,89 juta unit usaha.
Sehingga, UMKM berkontribusi secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 96,99 persen, Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 57,6 persen, dan ekspor 15,68 persen.
Secara struktur, UMKM di Indonesia didominasi usaha mikro sebesar 98,8 persen, dan secara sektoral didoninasi sektor pertanian sebesar 49 persen dan perdagangan 29 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.