Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Efisiensi, Laba BTPN Tumbuh 17 Persen di Semester I 2018

Kompas.com - 17/07/2018, 16:27 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)sepanjang semester I membukukan laba bersih Rp 1,09 triliun atau naik 17 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 935 miliar.

Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan perseroan berhasil membukukan kenaikan laba tersebut di tengah tipisnya pertumbuhan penyaluran kredit, yang tercatat hanya naik 2 persen year on year, dari Rp66,3 triliun menjadi Rp 67,8 triliun. Nilai aset tumbuh 3 persen menjadi Rp 99,9 triliun.

Dalah hal ini, BTPN berhasil melakukan efisiensi biaya dana dan biaya operasional melalui transformasi dan inovasi digital.

Dengan adanya digitalisasi ini, BTPN berhasil menurunkan biaya operasional sebesar 12 persen (year on year/yoy), dari Rp 2,73 triliun pada Juni 2017 menjadi Rp 2,40 triliun pada Juni 2018.

Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) pun mencatatkan penurunan dari 63 persen menjadi 54 persen pada kurun yang sama.

“Meski lebih efisien, bukan berarti kualitas pelayanan kami menjadi turun. Kami lebih efisien berkat transformasi dan inovasi teknologi digital yang kami kembangkan sejak 2015 silam. Dengan mengoptimalkan platform teknologi dan terus berinovasi, kami optimistis akan semakin kompetitif di industri ini,” kata Jerry Ng melalui keterangan tertulisnya, Selasa (17/5/2018).

Penurunan biaya operasional tersebut memberikan pengaruh positif kepada kemampuan perusahaan dalam mencetak keuntungan (profitabilitas).

Sementara itu, penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tecermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 1,13 persen. Adapun rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 24,1 persen.

Jerry menambahkan, inovasi yang diwujudkan melalui produk-produk baru berbasis digital dan investasi untuk membangun platform BTPN Wow! dan Jenius juga berpengaruh terhadap naiknya laba BTPN.

Hingga akhir Juni 2018, BTPN Wow! telah memiliki 5,24 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 213.000 agen, sementara jumlah pengguna Jenius telah mencapai lebih dari 700.000 nasabah.

Selain itu, BTPN juga melakukan transformasi dengan mengubah konsep pelayanan nasabah dari bank-centric, menjadi customer-centric. Perubahan tersebut tecermin pada penggunaan platform digital dalam existing business yang mencakup pengembangan alternative channels, integrasi cabang, otomasi proses, transformasi infrastruktur IT, dan pelatihan (retraining) karyawan.

“Melalui transformasi digital ini, jaringan layanan nasabah bertambah luas dengan kualitas yang tetap terjaga, meski jumlah kantor cabang berkurang dan organisasi menjadi lebih ramping,” kata Jerry.

Sementara itu, komposisi dana pihak ketiga meningkat 4 persen dari Rp69,4 triliun menjadi Rp72 triliun, sedangkan pinjaman pihak lain turun 7 persen dari Rp9,03 triliun menjadi Rp8,35 triliun. Rasio likuiditas (loan to funding ratio/LFR) berada di level yang aman sebesar 84 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com