Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anthony Dio Martin
Psikolog

Anthony Dio Martin, WISE (Writer, Inspirator, Speaker & Entepreneur). Managing Director HR Excellency & Miniworkshopseries Indonesia.

Website: www.hrexcellency.com dan FB: anthonydiomartinhrexcellency dan IG: anthonydiomartin
 

Servant Leadership: Merindukan Pemimpin Yang Tidak Egois

Kompas.com - 18/07/2018, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pertama-tama, adalah kuping. Kuping, adalah simbol mendengarkan secara seimbang, tidak berat sebelah. Ia berusaha mendengarkan apa fakta yang ada, tetapi sekaligus juga mendengarkan opini, untuk mendapatkan pertimbangan yang tak berat sebelah.

Kedua, hati. Hati adalah simbol berempati. Empati, berarti si pemimpin bisa memposisilkan dirinya pada diri pengikutnya. Istilah, “Put yourself on someone’s shoes” (meletakkan dirimu di sepatu orang lain) menjadi bagian dari filosofinya.

Ketiga dan keempat, adalah mata. Mata disini, disimbolkan dengan mata kiri dan mata kanan. Mata sebelah kiri menggambarkan awareness (kesadaran) dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Jadi sebagai pemimpin, ia sungguh terlibat tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Ia punya kesadaran soal kondisi di lapangan.

Berikutnya, mata kanan, adalah mata intuitif yang menggambarkan, seorang pemimpin mesti punya gambaran tentang apa yang ia ingin wujudkan. Termasuk bagian ini adalah visi jangka panjangnya.

Kelima, adalah mulut. Bagian ini menanunjukkan kapasitas seorang leader untuk menjadi komunikator yang baik. Ia menggunakan teknik persuasi bukan memaksa. Dengan demikianlah, ia mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu, bukan karena terpaksa, tetapi karena ingin melakukannya.

Keenam dan ketujuh, adalah kedua tangan. Tangan kanannya, selalu siap membantu dan menolong, khususnya kalau dia bisa melakukan untuk orang yang dipimpinnya. Dan tangan kirinya, menjadi simbol tangan yang siap mengembangkan orang menjadi lebih baik.

Akhirnya, ada simbol kedelapan yakni obat. Obat ini menjadi simbol menyembuhkan. Intinya, seorang pemimpin adalah “obat” bagi timnya. Di kala timnya, punya problem, atau organisasinya punya masalah, ia memberikan solusi dan bukannya menambahkan masalah.

Tulisan ini, saya akhiri dengan curhat seorang peserta seminar kami yang memiliki atasa yang luar biasa, “Atasan saya sungguh luar biasa. Seringkali, ia menemani di laporan akhir. Waktu kami nanya kenapa nggak pulang Bu, jawabanya “Temanin kalian dulu” padahal ia punya keluarga di rumah. Kalau kerja malam, kadang kami dibeliin snack atau makan dari uang sakunya sendiri. Terus kalau keluar negeri, satau per satu diingat dan kami selalu bisa curhat kepadanya. Yang luarbiasa adalah waktu ada rekan kami yang keguguran. Pagi-pagi dia datang dan menangis bersama rekan saya itu. Kami semua menangis. Kemanapun atasan saya ini pergi, rasanya saya akan ikut!”

Sungguh contoh sederhana yang menarik. Dan yakinlah, negeri kita akan menjadi semakin baik kalau kita memiliki semakin banyak pemimpin yang tidak fokus pada egonya!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com