Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald: LRT Palembang Wujud Modernisasi Transportasi di Luar Jawa

Kompas.com - 18/07/2018, 18:46 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar manajemen dari Rumah Perubahan Rhenald Kasali mengatakan, pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan merupakan terobosan baru untuk menjawab berbagai tantangan ekonomi di kota Palembang dan sekitarnya.

"Pembangunan LRT di Palembang sebagai sebuah langkah besar bagi kemajuan kota ini yang sudah semakin padat dan ekonominya bergerak begitu cepat,” kata Rhenald Kasali dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/7/2018).

Rhenald menambahkan, LRT merupakan perwujudan dari upaya modernisasi transportasi perkotaan di luar Jawa. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah sangat serius mendorong pembangunan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Sumatera Selatan.

LRT yang dibangun ini akan bisa menjadi sarana mengatasi permasalahan transportasi di kota ini. Selain itu, LRT juga akan turut berkontribusi pada meningkatnya dinamika perekonomian di Sumsel, utamanya di Palembang.

Baca juga: Menteri Perhubungan Targetkan LRT Kelapa Gading Diresmikan Bulan Depan

"Karena LRT sudah hadir, masyarakat Palembang perlahan-lahan harus mulai mengubah kebiasaan dalam bertransportasi. Dalam hal ini, penggunaan kendaraan pribadi harus mulai dikurangi dan beralih ke LRT. Bagaimanapun, naik LRT lebih efisien dan nyaman ketimbang menggunakan kendaraan pribadi yang kerap dihadapkan dengan masalah kemacetan," ujar Rhenald.

LRT Palembang akan beroperasi dalam waktu dekat. Kementerian Perhubungan semakin optimistis bahwa rampungnya pembangunan ini menjadi tonggak modernisasi transportasi di luar Pulau Jawa.

Jalur LRT ini akan menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan kawasan sport city Jakabaring serta stasiun tujuan akhir, Stasiun DJKA.

Membentang sepanjang 23,4 km, kehadiran LRT ini menjadi terobosan untuk keluar dari problem transportasi yang belakangan dirasakan oleh masyarakat Palembang, yaitu kemacetan.

Tak hanya bisa menyelesaikan persoalan lalu lintas, kehadiran LRT Palembang ini juga merupakan bentuk komitmen pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk kembali menggairahkan perekonomian nasional.

Pembangunan LRT ini dilakukan sendiri oleh putra dan putri Indonesia. Seluruh komponen transportasi ini disediakan oleh perusahaan dalam negeri. Kontraktor jalur elevated, stasiun, depo oleh PT. Waskita Karya (Persero) Tbk, rangkaian keretanya dibuat oleh PT INKA (Persero), fasilitas operasi berupa pembangunan third rail, persinyalan, dan telekomunikasi dikerjakan oleg PT. LEN (Persero), serta pengoperasian sarana dan prasarana oleh PT. KAI (Persero).

Karena pengerjaan dan banyak komponen disediakan dari dalam negeri, pembangunan LRT di Palembang ini lebih murah jika dibandingkan dengan biaya untuk pembangunan infrastruktur serupa di negara lain.

Data Kemenhub menunjukkan, nilai pembangunan untuk LRT Palembang adalah 37 juta dollar AS per kilometer atau senilai dengan Rp 484 miliar per kilometer. Nilai ini digunakan untuk membangun jalur kereta sepanjang 23,4 kilometer, 13 stasiun, 1 Depo, serta 9 substation (gardu traksi).

Selain menjadi lebih murah, pembangunan LRT Sumatera Selatan ini juga memberikan multiplier effect yang cukup besar. Serapan tenaga kerja yang maksimal serta bergeraknya industri nasional merupakan efek positif dari pembangunan sarana transportasi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com