JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan beberapa kendala dalam pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong.
Hal itu dikatakannya setelah menggelar rapat bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sorong di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Jumat (20/7/2018).
"KEK (Sorong) tadi itu sudah 6 tahun enggak jalan. Kita revitalisasi lagi, jadi kayaknya harus terpadu semuanya," kata Luhut kepada awak media.
Hal pertama yang menjadi sorotan adalah terkait Pelabuhan Arar di sekitar KEK Sorong. Menurut Luhut, pelabuhan tersebut tak berfungsi sebagaimana mestinya.
Baca juga: Dollar AS Tembus Rp 14.500, Menko Luhut Sebut Tidak Apa-apa
Untuk itu, dia meminta agar Pelindo IV bisa membantu pengelolaan pelabuhan tersebut.
"Kemudian masalah lain ternyata ada 200 meter dari pelabuhan ada karang itu bingung mau diapakan. Sekarang lagi dibuat studinya apakah mau diledakkan atau bagaimana," ucap Luhut.
Persoalan kedua yang disoroti Luhut adalah perihal jenis industri di KEK Sorong. Saat ini, sebuah perusahaan nikel ingin menempati KEK Sorong.
Namun, Luhut meminta agar perusahaan nikel tersebut turut membuat produk turunannya seperti stainless steel atau carbon steel agar memiliki nilai manfaat.
"Ketiga ada masalah listrik. Listrik itu dia bisa dapat gas dari sumber gas itu. Nah sumber gasnya sekarang sudah ada 17 megawatt. Tapi kalau nanti ini bikin nikel, itu kan butuh listirk besar, apakah gasnya cukup untuk dapat beberapa ratus megawatt," jelas Luhut.
Terakhir, Luhut menyoroti persoalan ketersediaan air di KEK Sorong.
"Kemudian keempat tadi mengenai air, airnya itu bagaimana. Sekarang ini kan ada bisa diambil air 30 kilometer dari situ tapi sudah mulai diambil. Jadi mestinya enggak ada masalah," sambungnya.
Di sisi lain, Wakil Bupati Suka Harjono mengonfirmasi adanya keterbatasan tersebut. Namun, Harjono menyatakan Pemkab Sorong terus berusaha untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Kesiapan daerah terus berupaya, mencari debit-debit air yang cukup besar dan ini sudah jalan. Sedangkan untuk menyangkut listrik kami ada investor yang hadir menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG)," tandas Luhut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.