Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Curigai Pelemahan Yuan sebagai Manipulasi Nilai Mata Uang

Kompas.com - 22/07/2018, 10:58 WIB
Mutia Fauzia,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mulai mengamati pergerakan nilai mata uang yuan China yang semakin melemah terhadap dollar AS.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, mereka akan melakukan peninjauan terkait adanya kemungkinan China melakukan manipulasi terhadap nilai mata uangnya.

DIkutip melalui CNBC, peninjauan terhadap melemahnya yuan akan menjadi bagian dari rapat pertengahan tahun US Treasury's dalam manipulasi kurs.

Laporan tersebut jatuh tempo pada 15 Oktober 2018 dan akan berdasarkan pada aktivitas mata uang pada 6 bulan pertama 2018.

Baca juga: Yuan China Anjlok, Muncul Kekhawatiran Perang Dagang Picu Perang Kurs

Namun, Mnuchin tidak ingin menegaskan spekulasi bahwa melemahnya yuan merupakan senjata China untuk meningkatkan perang dagang di antara China dan AS.

"Saya tidak akan mengatakan apakah hal tersebut merupakan senjata atau bukan. Tidak diragukan lagi, melemahnya nilai mata uang menjadi keuntungan yang tidak adil bagi mereka," ujar Mnuchin di Sao Paulo, Jumat (20/7/2018).

Mnuchin lebih lanjut mengatakan, pihaknya akan meninjau lebih jauh apakah China benar-benar melakukan manipulasi terhadap nilai mata uang mereka.

Ungkapan Mnuchin tersebut mengangkat kembali isu China sebagai manipulator mata uang untuk pertama kalinya selepas hari-hari pertama pemerintahan Trump pada 2017 lalu.

Manipulasi

Mnuchin pun mengatakan alasannya menempelkan label manipulator kepada China lantaran yuan telah menguat atau stabil pada awal tahun ini.

Sebelumnya, banyak pemangku kebijakan AS, baik dari sisi Demokrat maupun Republik, serta pengusaha manufaktur yang mengeluhkan China secara sengaja melemahkan nilai mata uang mereka sehingga tercipta harga yang tidak adil di pasar internasional.

Mnuchin pun mengatakan, pihaknya akan mendiskusikan hal ini dengan Group of Seven seperti Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang pada minggu ini.

Adapun Presiden Donald Trump dalam sebuah tweetnya menuduh China dan Uni Eropa telah memanipulasi mata uang mereka, dan mengatakan keduanya merampas keunggulan kompetitif AS.

Baca juga: Tak Cuma Rupiah, Mata Uang Negara Lain Juga Terimbas Perang Dagang

Trump juga kembali mengeluhkan naiknya suku bunga kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve, sehingga mendorong penguatan dollar AS.

Sebagai informasi, yuan China telah melemah 7,5 persen dari sejak akhir kuartal I tahun ini, mencetak rekor terendah senilai 6.767 yuan per dollar AS.

Mnuchin pun menambahkan, pemerintah Trump terbuka dengan kemungkinan kesepakatan dagang antara China dan AS hanya jika China melakukan perubahan terkait transfer teknologi dan kebijakan joint venture, mengingat China kerap memberikan dukungan untuk sistem perdagangan berbasis aturan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com