"Sekarang kita ada jaket wind breaker yang sekaligus bisa dilipat dalam kantong, tas yang bisa difungsikan secara beragam kita sebut flexbag, dan sekarang juga lagi menjajal celana," ujar Kris.
Ingin Jadi Patokan
Kris menjelaskan, nama Uttara dipilih sebagai brand lantaran hobinya mendaki gunung dan kompas menjadi benda krusial yang harus selalu ada untuk menjadi penunjuk arah.
"Intinya kita ingin jadi patokanlah," ujar Kris.
Karena itulah, pangsa pasar dari produknya pun para pendaki pemula yang masih mencari-cari produk dengan kualitas bagus namun harga juga cukup kompetitif.
Hal itulah yang membuat Kris tak takut bersaing dengan produsen peralatan outdoor lain yang sudah memiliki nama besar.
"Kalau barang-barang saya kan technical, kalau saya bilang leisure gear. Sementara brand-brand besar itu untuk produk-produk hardware semacam carrier dan sejenisnya, kebetulan saat itu ada gap-nya," jelas Kris.
Saat ini, Kris mengaku omset yang bisa dia dapatkan dari usaha peralatan outdoor-nya sebesar Rp 60 juta per bulan.
Sementara untuk melakukan inovasi dan mengecek kelayakan produk biasanya dilakukan Kris sembari mendaki.
"Jadi kerja sambil menjalani hobi," ujar dia.
Bagi dia, tantangan terbesar dalam pemasaran produknya adalah mengedukasi para calon pembeli bahwa bahan parasut tipis andalannya cukup kuat.
"Rada repot tuh kalau jualan ini bahan tipis, orang nggak pede, edukasi ngajarin kalau tipis itu kuat PR sendiri sih," tukas Kris sembari terkekeh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.