BEIJING, KOMPAS.com - Amerika Serikat mengancam akan meningkatkan ketegangan perdagangan dengan China.
Sebelumnya, AS telah mengenakan tarif terhadap 34 miliar dollar AS produk China pada 5 Juli 2018 lalu, dan telah mendaftar produk ekspor China lainnya dengan total nilai 200 miliar dollar AS.
Bahkan, Presiden AS Donald Trump telah mengatakan, bisa jadi lebih dari 500 miliar dollar AS atau hampir total nilai ekspor China ke AS akan dikenai tarif.
Padahal, AS hanya mengekspor sekitar seperempat dari total produk yang diekspor oleh China ke negara adidaya tersebut.
Melihat terbatasnya ruang bagi China untuk membalas kebijakan tarif AS, maka inilah cara lain yang bisa dilakukan China untuk membalas kebijakan tarif AS:
1. Melawan Perusahaan AS
Ekonom dari Capital Economics Julian Evans Pritchard mengatakan, China dapat mempersulit perusahaan-perusahaan AS dengan memperlambat proses izin bea cukai untuk produk impor mereka, menunda atau menolak aplikasi visa, atau menggunakan alasan pemeriksaan kesehatan dan keselamatan sebagai alasan penghentian sementara operasi perusahaan.
Selain itu, China bisa saja melakukan seleksi terhadap perusahaan-perusahaan AS yang tidak berhubungan baik dengan pemerintah setempat, dan membebani mereka dengan peraturan-peraturan yang sebenarnya tidak begitu penting.
Meskipun, hal tersebut dinilai dapat merugikan perekonomian China, mengingat perusahaan AS turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi China.
2. Larangan Pariwisata ke Amerika Serikat
Meskipun AS memiliki deifisit neraca perdagangan yang cukup besar dengan China, namun AS menjual jasa lebih banyak dibandingkan dengan China.
Pada 2016, perdagangan jasa AS mengalami surplus 38 miliar dollar AS terhadap China.
Wisatawan China turut berkontribusi dalam surplus perdagangan jasa tersebut. Lebih dari 130 juta penduduk China melakukan perjalanan keluar negeri pada 2016.
Wisatawan tersebut menghabiskan sekitar 260 miliar dollar AS saat itu.
China sempat melarang agen travel menjual paket perjalanan ke Korea Selatan.
Walau tentu saja, beberapa pihak menilai tindakan ini akan terlalu ekstrim.
3. Devaluasi Mata Uang
Melemahkan nilai mata uang yuan akan mendorong ekspor China dengan membuat harga produk menjadi lebih murah bagi negara lain, selain itu juga dapat mengimbangi keneaikan harga yang disebabkan oleh penerapan tarif AS.
Analis mengatakan, kondisi bank sentral China yang tidak mendorong nilai mata uang mereka, yuan, ketika anjlok belakangan ini, merupakan tindakan yang menunjukkan bahwa mereka menyerahkan semuanya kepada kekuatan pasar.
Meski, mengingat yuan telah terkoreksi cukup dalam terhadap dollar AS, analis juga menilai bank sentral perlu untuk melakukan intervensi saat ini.
4. Menjual Obligasi AS
China memiliki lebih dari 1 triliun dollar AS obligasi pemerintah Amerika Serikat, sehingga dikhawatirkan China memiliki sedikit kontrol terhadap ekonomi AS.
Namun, jika China menjual begitu saja obligasi tersebut, justru akan mengancam perekonomian setempat. Hal tersebut akan mengurangi nilai aset yang China miliki, selain itu dapat mengurangi likuiditas dari pasar surat utang.
5. Turut Ikut Campur dalam Diskusi Korea Utara
Sebelumnya, Presiden Trump sempat mengatakan dalam salah satu tweetnya, bahwa China bisa saja ikut campur dalam proses negosiasi denuklirisasi antara Amerika Serikat dan China Utara.
Hal ini justru menjadi salah satu kartu yang bisa dimainkan dengan mudah oleh China. Dengan turut ikut campur dalam proses negosiasi ini, China tidak hanya mengancam AS secara ekonomi, tetapi juga geopolitik.
6. Fokus terhadap Ekonomi Domestik
China juga bisa fokus terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi domestik mereka, dengan memperluas dan mempererat hubungan dagang dan investasi dengan negara-negara lain.
Dengan melakukan diversifikasi ini, maka pertumbuhan ekonomi China tidak hanya mengandalkan dari hubungan ekonomi mereka dengan Amerika Serikat saja.
Ekonom HSBC Julia Wang mengatakan, China pun akan memperluas hubungan dagang mereka, salah satunya dengan Uni Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.