Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Pertanian Jadi Salah Satu Ujung Tombak Penurunan Angka Kemiskinan

Kompas.com - 23/07/2018, 12:47 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan Jokowi–JK selalu berkomitmen untuk mengurangi kesenjangan ekonomi.

Komitmen tersebut kembali ditegaskan Kepala Negara ketika hadir dalam acara Pembukaan Musyawarah Nasional ke-6 Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII)

"Kesenjangan dan kemiskinan menjadi tantangan kita bersama. Saya rasa itu yang menjadi tugas besar kita agar yang namanya kesenjangan dan kemiskinan bisa kita selesaikan dengan baik," ucap Presiden Joko Widodo di Hotel JS Luwansa, Kuningan pada Jumat (20/7/2018).

Salah satu strategi yang dijalankan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan adalah pemberdayaan di sektor pertanian.

Baca juga: Bantuan Pertanian Bakal Kurangi Angka Kemiskinan di Desa

Kementerian Pertanian di bawah komando Andi Amran Sulaiman sejak awal tahun ini telah mencetuskan program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) sebagai program terobosan pemerintah dalam mengentaskan masyarakat dari kemiskinan secara nyata berbasis pertanian.

“Terobosan ini kami yakini sebagai solusi permanen untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Sebagian besar penduduk yang miskin di pedesaan adalah petani dan pendapatan utamanya lebih dari 70 persen berasal dari sektor pertanian,” kata Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementerian Pertanian Ketut Kariyasa dalam pernyataan tertulis, Senin (23/7/2018).

Sejahterakan petani 

Kementan pada pelaksanaan program BEKERJA tahun ini menyasar 200.000 Rumah Tangga Petani Miskin (RTM) yang tersebar di 10 provinsi.

Melalui program ini, Kementan memberikan paket bantuan untuk setiap RTM berupa 50 ekor ayam, tanaman sayuran-sayuran yang ditanam di lahan pekarangan, serta beberapa jenis tanaman tahunan dalam waktu 6 bulan atau kurang dari satu tahun.

RTM diperkirakan sudah mampu memperoleh pendapatan sekitar Rp 2,3 juta/RTM/bulan atau Rp 550 ribu/KK/bulan. Besaran ini jauh dari batas garis kemiskinan yang sekitar Rp 370 ribu/KK/bulan.

“Di tengah upaya menurunkan jumlah masyarakat miskin, program ini akan mempunyai posisi penting mengingat bahwa program ini bertarget dalam waktu kurang dari setahun sudah mampu membalikkan status rumah tangga petani miskin di perdesaan menjadi rumah tangga sejahtera,” ujar Kariyasa.

Baca juga: Bupati Jember Diajak Kurangi Angka Kemiskinan Lewat Pertanian

Kementan, menurut Kariyasa, memproyeksi bahwa pengembangan program BEKERJA berbasis Pertanian ini akan berdampak pada peningkatan ketersediaan pangan, peningkatan konsumsi pangan dan kualitas gizi keluarga, serta peningkatan ekonomi/pendapatan masyarakat agar terangkat menjadi masyarakat sejahtera.

Tidak hanya itu, program ini juga pada saat yang sama juga akan berdampak terhadap membaiknya kondisi sosial masyarakat.

“Kami harapkan pengangguran menurun sehingga keresahan masyarakat juga berkurang karena program ini turut menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan. Karena itu, secara tidak langsung, program BEKERJA ini dapat mengurangi laju jumlah masyarakat yang mencari pekerjaan ke kota (urbanisasi),” ujarnya.

Tim pendamping optimalkan program BEKERJA

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com