Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per 2018, Bank Indonesia Serap SBN Rp 67,84 Triliun

Kompas.com - 24/07/2018, 21:00 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terhitung dari awal tahun hingga Juli 2018 ini, BI mencatat telah memegang Rp 67,84 triliun (year to date) Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah.

Kepemilikan SBN tersebut berasal dari pasar primer maupun sekunder.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Nanang Hendarsyah mengatakan, jumlah pembelian SBN oleh BI di pasar sekunder mencapai Rp 20 triliun (ytd) sementara di pasar primer mencapai Rp 47,14 triliun (ytd).

Pasar primer sendiri merupakan pasar perdana atau penawaran instrumen untuk pertama kalinya kepada investor dalam waktu yang ditentukan oleh penerbit sebelum instrumen tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.

Nanang menjelaskan, ketika BI membeli SBN di pasar primer, posisi BI bukan untuk mengintervensi pasar, akan tetapi sebagai peserta lelang.

"Di pasar primer, BI menjadi peserta non-competotive bidding, jadi tidak mempengaruhi yieldnya," ujar Nanang ketika memberi penjelasan kepada awak media di Gedung BI, Selasa (24/7/2018).

Baru kemudian, tambah Nanang, BI melakukan intervensi pasar melalui pasar sekunder dengan pembelian SBN. Langkah ini dilakukan sebagai upaya stabilisasi rupiah.

Nanang menjelaskan, ke depannya, BI akan menggunakan SBN sebagai instrumen untuk menjaga likuiditas. Namun, langkah ini belum dapat dilakukan oleh BI secara lebih lanjut lantaran kondisi likuiditas di pasar keuangan yang saat ini berlebih.

Sehingga, BI lebih memerlukan instrumen operasi moneter jangka pendek, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan tenor 9 bulan dan 12 bulan yang dilelang Senin (23/7/2018) lalu untuk menahan aliran dana keluar dari pasar keuangan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com