Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial Masih Jadi Pengubah Perilaku Belanja

Kompas.com - 24/07/2018, 21:22 WIB
Josephus Primus,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Media sosial masih dominan menjadi pengubah perilaku belanja masyarakat Indonesia.

Business Development Director Snapcart Asia Pasifik Felix Sugianto mengatakan, pengaruh itu terutama terjadi pada perilaku konsumen yang menjadikan belanja secara daring (online) sebagai pilihan utama.

Catatan terkumpul dari laman nextren.grid.id menunjukkan, pada setahun silam terjadi peningkatan belanja daring. Nilainya menjadi 5 miliar dollar AS.

Pada 2018, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bahwa sektor belanja daring menjadi primadona investasi.

Baca juga: 5 Jurus Mudah Mengurangi Kecanduan Belanja Online

Salah satu puncak dari belanja online, lanjut Sugianto, adalah pada masa Ramadan 2018 yang jatuh pada pertengahan Mei hingga pertengahan Juni.

Riset konsumen yang dirilis lembaga riset Snapcart pada pekan ketiga Juli terhadap sedikitnya seribu responden menunjukkan bahwa selama Ramadan 2018, program belanja di berbagai situs belanja diketahui konsumen melalui media sosial.

"Sebanyak 52 persen responden mengetahui program belanja dari media sosial," ujar Sugianto sembari menyebut Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube dalam keterangan tertulisnya.

Lantas, berturut-turut, konsumen mengetahui program tersebut melalui iklan televisi (44 persen), kabar dari mulut ke mulut (word of mouth 18 persen), dan berita media massa (9 persen).

Produk

Riset kata Sugianto lagi juga menunjukkan pakaian dan aksesori fashion masih menjadi produk yang paling banyak dibeli. Jumlahnya mencapai 40 persen dari total responden.

Menyusul di belakangnya adalah produk digital (28 persen), produk kosmetik dan personal (21 persen), kebutuhan rumah tangga (17 persen), sepatu (16 persen), dan produk tas (15 persen).

Riset di atas juga menunjukkan bahwa ciri khas orang Indonesia saat Ramadan dan Idul Fitri yakni memakai baju baru terbukti.

Selanjutnya, riset juga memunculkan kenyataan bahwa konsumen pria paling sering membeli pakaian. Sesudah itu, pria juga menaruh minat membeli gawai dan asesorisnya. Angkanya menyentuh 16 persen.

Baca juga: Ramadhan, Belanja Online Baju dan Kecantikan Ungguli Gadget

Perempuan, menurut riset ini, juga mengutamakan berbelanja pakaian dan pelengkapnya. Namun, pada pilihan kedua, perempuan memilih berbelanja kebutuhan pribadi dan kosmetika.

Snapcart dalam riset ini menggunakan metoda tanya jawab secara daring. Responden juga mengunggah struk belanja melalui aplikasi Snapcart.

"Makanya, kami bisa menganalisa barang apa saja yang mereka belanja, berapa jumlahnya, kapan waktu berbelanja, dan lokasi belanja," ujar dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com