JAKARTA, KOMPAS.com - Media sosial masih dominan menjadi pengubah perilaku belanja masyarakat Indonesia.
Business Development Director Snapcart Asia Pasifik Felix Sugianto mengatakan, pengaruh itu terutama terjadi pada perilaku konsumen yang menjadikan belanja secara daring (online) sebagai pilihan utama.
Catatan terkumpul dari laman nextren.grid.id menunjukkan, pada setahun silam terjadi peningkatan belanja daring. Nilainya menjadi 5 miliar dollar AS.
Pada 2018, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bahwa sektor belanja daring menjadi primadona investasi.
Baca juga: 5 Jurus Mudah Mengurangi Kecanduan Belanja Online
Salah satu puncak dari belanja online, lanjut Sugianto, adalah pada masa Ramadan 2018 yang jatuh pada pertengahan Mei hingga pertengahan Juni.
Riset konsumen yang dirilis lembaga riset Snapcart pada pekan ketiga Juli terhadap sedikitnya seribu responden menunjukkan bahwa selama Ramadan 2018, program belanja di berbagai situs belanja diketahui konsumen melalui media sosial.
"Sebanyak 52 persen responden mengetahui program belanja dari media sosial," ujar Sugianto sembari menyebut Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube dalam keterangan tertulisnya.
Lantas, berturut-turut, konsumen mengetahui program tersebut melalui iklan televisi (44 persen), kabar dari mulut ke mulut (word of mouth 18 persen), dan berita media massa (9 persen).
Produk
Riset kata Sugianto lagi juga menunjukkan pakaian dan aksesori fashion masih menjadi produk yang paling banyak dibeli. Jumlahnya mencapai 40 persen dari total responden.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.