Sekarang ekonomi dunia juga lagi dihebohkan dengan perang dagang Amerika versus China. Konflik perdagangan ini akan berdampak negatif untuk ekspor Indonesia, khususnya komoditas seperti biodiesel dan produk-produk turunan dari minyak mentah kelapa sawit.
Cina dan Amerika adalah dua negara teRp enting untuk ekspor Indonesia. Dampak negatif perang dagang kedua negara ini mungkin akan merugikan Indonesia. Implikasi selanjutnya adalah menurunnya permintaan rupiah yang akan berdampak pada terus melemahnya rupiah.
Bank Indonesia harus siap mengintervensi lagi dengan menjual valuta asing untuk menghindari krisis rupiah.
Untungnya, sekarang Bank Indonesia mempunyai cadangan valuta asing yang jauh lebih mumpuni dibanding ketika Indonesia menghadapi krisis moneter Asia pada 1998.
Jadi, bersiaplah! Fluktuasi rupiah yang cukup signifikan akan terus terjadi!
Tommy Soesmanto
Lecturer - Economics and Business Statistics, Griffith University
Catatan Redaksi:
Artikel ini ditayangkan di Kompas.com atas kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Isi artikel dikutip dari artikel berjudul "Nilai tukar rupiah terus merosot di atas Rp14.000 per dolar. Kapan akan stabil?". Isi di luar tanggung jawab redaksi Kompas.com.