Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas: Pariwisata Halal Berpotensi Geser Arab dan Malaysia

Kompas.com - 25/07/2018, 16:40 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pariwisata halal di Indonesia merupakan salah satu aspek yang cukup kompetitif. Indonesia menduduki posisi keempat di dunia, di bawah Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Turki.

Menteri Perencanan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mendorong agar pariwisata halal Indonesia menyumbang pertumbuhan ekonomi bagi negara.

"Presiden selalu menegaskan, bahwa quick win untuk mengurangi defisit transaksi berjalan ada di pariwisata. Saya rasa halal tourism bisa menyumbang pertumbuhan di Indonesia," ujar Bambang di kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Sektor pariwisata termasuk salah satu penghasil devisa terbesar. Pada 2019, diproyeksikan sektor pariwisata dapat menyumbang devisa sebesar 20 miliar dollar AS. Bambang yakin Indonesia bisa menggeser Malaysia, Arab, dan Turki dari jajaran teratas indikator wisata halal. Namun, Indonesia patut waspada dengan Thailand yang potensi pariwisatanya sangat besar.

Baca juga: PT Ajinomoto Indonesia Pastikan Produknya Halal dan Aman

"Meski posisinya di bawah Indonesia tapi Thailand bisa gaet lebih dari 30 juta wisman setahun. Tentunya ini ancaman," kata Bambang.

Oleh karena itu, untuk sektor pariwisata halal, Indonesia harus terus meningkatkan kualitas supaya bisa melibas nehara-negara di atasnya.

"Kalau kita mau meningkatkan halal tourism, ini akan membantu meningkatkan devisa dan memperbaiki defisit transaksi berjalan," kata dia.

Adapun destinasi wisata halal yang kerap dikunjungi wisatawan mancanegara terletak di Bali, Jakarta, Labian Bajo, dan Mandalika.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pariwisata halal menjadi salah satu potensi terbesar dalam industri syariah. Sektor tersebut menduduki peringkat keempat untuk konsumsi halal dengan nilai konsumsi sebesar 9,7 miliar dollar AS.

"Mengingat besarnya pangsa pasar ekonimi, maka sudah sepatutnya kita kembangkan, membangun sinergi sehingga mampu meningkatkan peran pada sektor ekonomi riil syariah secara global," kata Darmin.
Baca juga: Indonesia Halal Watch: 11 Produk Makanan Impor Tidak Berlabel Halal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com