Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panen Perdana, Petambak di Muara Gembong Raup Rp 18 Juta Per Bulan

Kompas.com - 26/07/2018, 15:18 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para petambak udang di proyek percontohan program perhutanan sosial di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, telah menikmati hasil panen perdana mereka.

Panen perdana lahan tambak di Muara Gembong ini mencapai 4 sampai 5 ton per hektar atau jauh lebih tinggi sebelum program perhutanan sosial dijalankan, sekitar 50 sampai 100 kilogram per hektar.

"Hal ini terlihat pada panen perdana yang mencatat pendapatan bersih yang diterima petambak mencapai Rp 72 juta per 4 bulan atau Rp 18 juta per bulan. Selain itu, petambak juga dapat membayar upah untuk pekerja tambak sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), yaitu Rp 3,4 juta per bulan," tutur Project Manager Redistribusi Aset Muara Gembong, Agus Dwi Handaya, melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (26/7/2018).

Proyek di Muara Gembong yang dahulu digulirkan oleh Presiden Joko Widodo ini dilaksanakan melalui redistribusi aset yang difasilitasi Kementerian BUMN.

Baca juga: Tinjau Tambak Udang dan Ikan di Muara Gembong, Jokowi Naik Motor Trail

Khusus di Muara Gembong, yang menjadi Project Leader adalah Bank Mandiri dan dibantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PLN, dan PT Perikanan Indonesia.

Agus mengungkapkan, dalam proses redistribusi aset lahan tambak Muara Gembong, Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan membantu dalam hal pengolahan lahan tambak dan pengadaan bibit udang.

Sementara untuk penerbitan Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial dibantu oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Izin itu akan diterbitkan bagi petambak lokal penggarap, dengan syarat mereka mesti menanam mangrove di lahan yang sama.

Baca juga: Bank Mandiri Revitalisasi Lahan Tambak Muara Gembong

Agus meyakini, dengan sinergi sesama BUMN dan kementerian terkait, dapat membantu meningkatkan pendapatan para petambak secara signifikan sekaligus mendorong pertumbuhan perekonomian.

"Skema redistribusi aset kepada petambak lokal secara terintegrasi ini dapat dilakukan di wilayah lain dengan kondisi yang relatif sama. Dengan begitu, kami percaya bahwa melalui program ini, tingkat kesejahteraan masyarakat jadi meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih merata," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com