Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Manfaat Big Data Bagi Industri Perbankan

Kompas.com - 27/07/2018, 12:45 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Industri perbankan dewasa ini mulai memanfaatkan big data. Big data itu digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai para nasabahnya.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia, Yati Kurniati mengatakan, penggunaan big data dalam industri perbankan biasanya digunakan untuk mengamati perilaku para nasabahnya.

“Dia punya transaksi atau detil informasi nasabah. Nah itu biasanya untuk analisis resiko kredit, mengerti behavior dari per nasabah. Jadi pemanfaatan di finansial sektor seperti itu,” ujar Yati di Nusa Dua, Bali, Kamis (26/7/2018).

Yati menambahkan, big data juga digunakan oleh industri perbankan untuk melihat rekam jejak nasabahnya.

Selain dari transaksi perbankannya, rekam jejak nasabah juga bisa dipantau dari aktivitas media sosialnya.

Dari indikator tersebut lah biasanya para perbankan melakukan penilaian terhadap para nasabahnya.

“Dia kan mengusai data nasabah detil kan. Itu bisa dikombinasi dengan data sosmednya juga. Banyak yang melakukan itu. Jadi dia di sosmed, terus sama transaksi dia di bank di combine, dibuat algoritmanya, jadi dibaca lah gitu prilaku dia seperti apa, suka fraud atau melakukan hal-hal negatif atau dia adalah nasabah yang baik, itu bisa dibaca di situ,” kata Yati.

Atas dasar itu, Yati menilai pemanfaatan big data sangat penting bagi dunia perbankan.

“Sebenarnya manfaatnya besar ya untuk industri. Biasanya bank-bank asing sudah makai ya,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com