Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Bangun Depot Elpiji "Pressurized" di Indonesia Timur

Kompas.com - 30/07/2018, 16:40 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) membangun empat depot elpiji pressurized (elpiji yang dicairkan untuk mempermudah distribusi) di wilayah Indonesia timur, yaitu di Bima, Kupang, Wayame, dan Jayapura.

Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Gandhi Sriwidodo mengatakan, pembangunan depot LPG ini dilakukan dalam rangka konversi atau pengalihan penggunaan minyak tanah subsidi yang masih marak di wilayah timur Indonesia, menjadi LPG subsidi.

Selain itu, pembangunan proyek ini juga bertujuan sebagai efisiensi pola suplai dengan menghilangkan Floating Storage and Offloading (FSO) yang selama ini digunakan sebagai media penampungan sementara.

"Kalau di Lombok kita sudah selesaibangun untuk konversi di Lombok. emudian dilanjutkan ke Kupang dan Bima," ujar Gandhi ketika Ekspose Proyek Strategis Hilir dan Groundbreaking Pengembangan TBBM Maumere di Maumere, Kabupaten Sikka, Senin (30/7/2018).

Untuk depot terminal LPG Bima, modal yang akan digelontorkan oleh Pertamina berjumlah Rp 271,7 miliar dengan kapasitas 1000 MT. Sementara untuk Kupang, akan dibangun 2 tangki LPG dengan kapasitas masing-masing 500 MT. Besaran capex (capital expenditure) dari proyek pembangunan depot terminal LPG Kupang sebesar Rp 271,7 miliar.

Sementara untuk Jayapura, Pertamina mengucurkan dana sebesar Rp 273,5 miliar untu 2 tangki LPG dengan kapasitas masing-masing 1000 MT.

Dirinya mengatakan, ke depannya, wilayah Flores juga akan dibangun Depot LPG. Sebab, permintaan LPG di wilayah Flores sudah mulai mengalami pertumbuhan.

Adapun untuk wilayah NTT sendiri, Gandhi menuturkan, dalam sehari masyarakat mengonsumsi 277 kilo liter (KL) minyak tanah. Nantinya, dengan adanya depot ini maka konsumsi minyak tanah akan tergantikan dengan 80 ton LPG dalam sehari.

"Kalau di Kupang itu sehari bisa 20 ton (LPG), Bima mungkin 15 ton, Flores juga mungkin 15 ton," ujar Gandhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com