Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Pendapatan Naik, Garuda Indonesia Masih Rugi di Semester I 2018

Kompas.com - 30/07/2018, 18:46 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendapatan PT Garuda Indonesia Persero mencatatkan pertumbuhan 5,9 persen pada semester I 2018, yakni 5,9 persen dari 1,8 miliar dollar AS pada 2017 menjadi 1,9 miliar dollar AS.

Di sisi lain, perseroan masih mencatatkan rugi bersih. Namun, rugi tersebut turun signifikan dari periode yang tahun lalu, yakni dari 284 juta dollar AS menjadi 114 juta dollar AS tahun ini.

"Kerugian bisa dipotong hampir 60 persen dibanding 2017," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury dalam konferensi pers di Gedung Garuda Indonesia, Jakarta, Senin (30/7/2018).

Meski begitu, menurut dia, Garuda Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan positif kinerja finansial dan operasionalnya di tengah tren penurunan kinerja operasional industri penerbangan global. Belum lagi dengan meningkatnya harga minyak serta menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang lainnya.

Pahala mengatakan, pertumbuhan kinerja operasional tersebut ditunjang oleh peningkatan jumlah penumpang, peningkatan angkutan kargo, peningkatan utilisasi pesawat, efektifitas program efisiensi yang dilaksanakan, dan juga peningkatan kinerja anak perusahaan dan pendapatan lainnya di luar layanan penerbangan.

“Capaian pertumbuhan pendapatan operasional ini tentunya menjadi momentum tersendiri bagi perseroan untuk terus memperkuat kinerja operasional di tengah iklim industri penerbangan yang tertekan imbas fluktuasi perekonomian dunia", kata Pahala.

Pahala mengatakan, di tengah kenaikan harga avtur 12 persen, produksi Garuda Indonesia tetap bisa naik tanpa mengerek biaya operasional.

"Pendapatan bisa naik, tapi expenses cuma 0,3 persen, flat lah," kata Pahala.

"Dengan kinerja operasional dan performa keuangan perusahaan yang on track dan terus menunjukan perbaikan kinerja, kami optimistis kedepannya kinerja perseroan akan terus tumbuh secara progresif," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com