Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbuh 11 Persen, Laba Bersih BRI Capai Rp 14,9 Triliun

Kompas.com - 31/07/2018, 11:33 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 14,9 triliun sepanjang semester I 2018. Angka tersebut tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 13,4 triliun.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menyatakan, salah satu faktor penopang pertumbuhan laba bersih perseroan adalah tingginya penyaluran kredit yang tumbuh double digit dan di atas rata-rata industri perbankan Indonesia.

"Penyaluran kredit Bank BRI hingga akhir triwulan II 2018 adalah sebesar Rp 794,3 triliun atau naik 15,5 persen dibandingkan periode sama 2017 sebesar Rp 687,9 triliun. Pencapaian ini di atas tingkat pertumbuhan kredit perbankan nasional pada Juni 2018 yang tercatat 10,7 persen," papar Haru dalam konferensi pers di Gedung BRI I, Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Haru mengatakan, segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih mendominasi penyaluran kredit yang dilakukan oleh BRI. Jumlah kredit bagi sektor tersebut ada di angka Rp 602,7 triliun atau sekitar 75,9 persen dari total penyaluran kredit selama semester I 2018.

Baca juga: Naik 28,7 Persen, Laba Bersih Bank Mandiri Capai Rp 12,2 Triliun

"BRI terus berkomitmen mendukung sektor UMKM. Target kami pada 2022 penyaluran kredit ke UMKM mencapai 80 persen dari total kredit BRI," sambung Haru.

Sementara itu, BRI juga tercatat menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 44,4 Triliun kepada lebih dari 2,2 juta debitor hingga akhir Juni 2018.

Haru menyatakan, pencapaian ini tercatat setara 55,9 persen dari target penyaluran KUR BRI 2018 yakni sebesar Rp 79,7 Triliun. Adapun penyebab cepatnya penyaluran KUR BRI tersebut dikatakan Haru karena digitalisasi dalam proses pengajuan KUR.

"Melalui digitalisasi tersebut, Bank BRI mampu memangkas service level agreement (SLA) pengajuan KUR serta meningkatkan produktivitas tenaga pemasar atau biasa disebut Mantri BRI," sebut dia.

Di sisi lain, kredit yang tumbuh tinggi itu mampu diimbangi BRI dengan kualitas kredit yang baik. Hal itu tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performin loan (NPL) gross yang hanya 2,41 persen.

Baca juga: BRI Bukukan Laba Bersih Rp 7,42 Triliun pada Triwulan I 2018

NPL BRI tercatat lebih kecil daripada NPL industri perbankan sebesar 2,67 persen pada Juni 2018.

"Ke depan Bank BRI akan tetap selektif dan prudent dalam menyalurkan pinjaman sehingga kualitas kredit tetap berada di posisi ideal. BRI juga memilih untuk menjaga rasio pencadangan risiko kredit yang ditunjukkan dengan NPL Coverage Ratio di level sama dengan Juni tahun lalu yang di atas 180 persen," jelas Haru.

Berikutnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh sebesar 9,11 persen ke posisi Rp 838 triliun pada semester I 2018 dari posisi Rp 768 triliun pada semester I 2017.

Tingkat pertumbuhan tersebut jauh di atas tingkat pertumbuhan DPK Nasional pada akhir Juni 2018 yang tercatat sebesar 6,99 persen. 

Adapun kinerja bisnis BRI yang positif tersebut juga ditunjang oleh peningkatan eflsiensi operasional perusahaan.

Rasio BOPO Bank BRI di akhir Juni 2018 tercatat sebesar 72 persen, lebih rendah dibandingkan dengan BOPO di posisi akhir Juni 2017 yakni 73,4 persen.

“Dengan fundamental kinerja yang kuat, Bank BRI optimistis mampu mencapai target di akhir tahun,” sebut Haru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com