Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kesan Buwas Setelah Jabat Dirut Bulog Selama 4 Bulan?

Kompas.com - 31/07/2018, 17:07 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA,  KOMPAS.com - Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso telah menjabat sebagai Direktur Utama Perum Bulog selama empat bulan.

Pria yang akrab disapa Buwas itu resmi menjabat sebagai Dirut Bulog sejak 27 April 2018 lalu. Sebelum menjabat Dirut Bulog, Buwas menduduki posisi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).

Lalu bagaimana kesan Buwas setelah mengemban tugas menjadi Dirut Bulog selama empat bulan?

"Biasa-biasa saja, enggak ada masalah," ujar Buwas saat ditanyai kesannya menjabat menjadi Dirut Bulog di kantornya, Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Baca juga: Budi Waseso dan Ide-idenya untuk Bulog

Pria lulusan Akademi Polisi tahun 1984 itu mengaku tak terbebani dengan menjabat sebagai Dirut Bulog.

Menurut dia, tak ada perbedaan saat menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) maupun Dirut Bulog.

"Enggak ada perbedaannya, pokoknya semua sama saja," kata Buwas lagi.

Sebelumnya, Budi pernah mengaku tertantang membenahi Bulog setelah melihat langsung banyaknya celah mafia pangan yang membuat pasokan beras dan sembako ke masyarakat tidak merata.

Terobosan Buwas

 

Oleh karena itu, dia akan membuat terobosan baru tanpa menabrak aturan di Bulog.

"Saya ingin bisa berbuat semaksimal mungkin dengan waktu tidak terlalu lama, sehingga masyarakat bisa merasakan kehadiran saya benar-benar bermanfaat," kata Budi.

Komoditas utama yang menjadi prioritas adalah beras. Budi menyayangkan Bulog tidak menguasai persentase yang besar dalam komoditas tersebut.

Beras, ujar dia, lebih banyak dikuasai pasar bebas sehingga harganya tak terkendali. Padahal, pemerataan belum cukup menjangkau hingga ke tingkat terbawah.

Budi ingin, Bulog bisa menguasai pasar beras bahkan kalau bisa untuk sembilan bahan pokok. Harga pangan dianggap akan lebih stabil jika dikelola sepenuhnya oleh negara.

Baca juga: Gebrakan Buwas di Bulog

"Ke depan sembilan bahan pokok harus dikuasai negara. Ini cara saya berpikir untuk ketahanan pangan dan kestabilan harga," kata Budi.

Saat ini, negara masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan. Padahal, kata Budi, sumber daya di Indonesia sangat kaya.

"Tinggal bagaimana kita mengelola sumber daya tersebut dengan optimal," tegas Budi.

Karena itu, ia ingin Bulog dapat menciptakan swasembada pangan, utamanya beras. Budi mengatakan, Indonesia dulu dikenal jago menanam. Sekarang, lambat laun lahannya untuk sawah makin habis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com