Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Alokasi Pakan Ternak Cukup, Produksi Jagung Lampaui Kebutuhan Nasional

Kompas.com - 01/08/2018, 10:20 WIB
Kurniasih Budi

Editor

Di luar Jawa, provinsi penghasil jagung terbesar diperkirakan adalah Lampung, Sulawesi Selatan, dan NTB dengan pangsa produksi masing-masing 8,6 persen, 7,8 persen, dan 6,9 persen terhadap produksi jagung nasional.

Sementara Sumatera Utara dan Sulawesi Tengah diperkirakan akan mampu memproduksi jagung masing-masing 5,8 persen dan 5,4 persen.

Kariyasa menyebutkan bahwa berbagai program terobosan telah dijalankan Kementan untuk meningkatkan produktivitas jagung.

Jagung untuk pakan ternak

Kementan memahami bahwa jagung memiliki peran yang sangat penting dalam produksi pakan dan perkembangan industri ternak ayam ras di Indonesia.

“Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan merupakan bagian terbesar dari struktur biaya produksi daging ayam dengan porsi 65 hingga 70 persen dari total biaya produksi yang dibutuhkan. Sementara itu, proporsi jagung dalam pembuatan pakan ternak, khususnya ayam ras mencapai 40 hingga 50 persen. Jadi peningkatan produktivitas jagung menjadi salah satu perhatian utama kami demi mendukung keberlangsungan industri peternakan nasional,” ujarnya.

Saat ini, kebutuhan jagung untuk pakan di Indonesia mencapai 7,8 juta hingga 8,5 juta ton per tahun.

Dengan perkembangan pesat pada industri peternakan ayam ras, Kariyasa memperkirakan kebutuhan jagung untuk pakan juga akan meningkat.

Baca juga: Sumbawa Siap Olah Limbah Jagung Jadi Pakan Ternak dan Biomassa

Ia memrediksi dalam sepuluh tahun mendatang, kebutuhan jagung untuk pakan ternak akan mencapai lebih dari 16 juta ton. Oleh karenanya, Kariyasa memastikan bahwa produksi jagung nasional masih melebihi kebutuhan industri pakan ternak.

Dengan kondisi produksi jagung surplus ini, pemerintah melalui Kementan mendorong ekspor jagung.

Diharapkan ekspor jagung akan lebih menguntungkan bagi petani, terutama dengan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika.

“Saat ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk melakukan ekspor jagung. Mendorong ekspor jagung tentunya akan menguntungkan banyak pihak yang terlibat dalam usaha tani komoditas jagung, termasuk petani. Kita pun turut diuntungkan karena akan mampu menghasilkan devisa yang lebih banyak dalam bentuk rupiah,” ujar Kariyasa.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com