Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerahan Blok Rokan Untungkan Pertamina, Kecewakan Chevron

Kompas.com - 02/08/2018, 06:30 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah 50 tahun dikelola perusahaan asal Amerika Serikat, yakni PT Chevron Pacific Indonesia , akhirnya pengelolaan Blok Rokan di Riau kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Mulai 2021, pemerintah Indonesia menunjuk PT Pertamina (persero) untuk mengelola blok yang memiliki luas 6.220 kilometer itu.

Tercatat, sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, produksi minyak di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel.

Blok Rokan sendiri saat ini memiliki cadangan minyak mencapai 500 juta hingga 1,5 miliar barel oil equivalent tanpa menggunakan Enhance Oil Recovery atau EOR.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, pemerintah menyerahkan pengelolaan Blok Rokan ke Pertamina karena alasan komersil.

"Arahan Bapak Presiden, Blok Rokan mau diperpanjang atau diberikan kepada Pertamina, berdasarkan pertimbangan satu-satunya adalah pertimbangan komersil," ujar Jonan.

Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengungkapkan ada empat alasan yang mendasari pemerintah menunjuk Pertamina untuk mengelola blok Rokan. Keempat alasan itu, yakni sebagai berikut:

1. Pertamina dalam proposalnya telah mengajukan bonus tanda tangan (signature bonus) sebesar 784 juta Dollar AS atau sekitar Rp 11,3 triliun. Bonus tanda tangan ini nantinya akan masuk ke kas negara.

2. Besaran nilai komitmen kerja pasti untuk investasi yang diberikan oleh Pertamina selama 5 tahun awal senilai 500 juta Dollar AS atau sekitar Rp 7,2 triliun.

3. Meningkatnya potensi pendapatan negara selama 20 tahun negara setelah mendapatkan potensi pemasukan sebesar 57 miliar Dollar AS atau sekitar Rp 825 triliun rupiah.

4. Diskresi Menteri ESDM. Keputusan diskresi ini didasarkan pada perubahan sistem fiskal dari Cost Recovery menjadi Gross Split.

Melalui pertimbangan bisnis tersebut, pemerintah memutuskan untuk mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina setelah membandingkan dengan proposal yang diajukan oleh Chevron.

"Penawaran dari Chevron jauh di bawah penawaran dari Pertamina," kata Arcandra.

Menghemat Devisa

PT Pertamina sendiri menyambut baik keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada perseroan.

Pelaksana tugas Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengaku siap mengelola blok dengan produksi lebih dari 200.000 barel oil per hari tersebut. Nicke meyakini pengelolaan Blok Rokan akan mengurangi impor minyak dan menghemat devisa.

"Sesuai proposal yang telah kami sampaikan kepada pemerintah, dengan mengelola Blok Rokan akan meningkatkan produksi hulu Pertamina yang akan mengurangi impor minyak, sehingga bisa menghemat devisa sekitar 4 miliar dollar AS per tahun, serta menurunkan biaya produksi hilir secara jangka panjang,” ujar Nicke.

Menurut dia, karakteristik minyak di Blok Rokan sesuai dengan konfigurasi kilang nasional. Nantinya akan diolah di dalam negeri, antara lain di kilang Balongan, Dumai, Plaju, da Balikpapan.

Untuk mempertahankan produksi, Pertamina akan memanfaatkan teknologi Enhance Oil Recovery (EOR) yang juga telah diterapkan di lapangan-lapangan migas Pertamina, seperti di Rantau, Jirak, Tanjung yang dikelola Pertamina EP. Termasuk penerapan steamflood yang juga sudah dilakukan dan berhasil di lapangan PHE Siak.

"Kami menilai pemerintah mempertimbangakan keputusan ini dengan matang, dalam rangka ketahanan energi nasional, penghematan devisa dan potensi peningkatan deviden bagi negara," kata Nicke.

"Dengan kepercayaan ini, kami akan mengoptimalkan sumber daya anak bangsa, yang telah berpengalaman mengelola blok migas sebelumnya,” lanjut dia.

Kekecewaan Chevron

Sr. VP Policy, Government & Public Affairs Yanto Sianipar mengatakan Chevron telah memperoleh informasi bahwa Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), telah mengumumkan penunjukan Pertamina sebagai Kontraktor KKS Rokan setelah kontrak berakhir pada 2021. Chevron mengaku kecewa akan keputusan tersebut.

Namun Chevron akan tetap melakukan koordinasi untuk keberlangsungan produksi Blok Rokan. "Meskipun kami kecewa mendengar informasi ini, kami sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan informasi lebih lanjut," kata Yanto seperti dikutip dari Kontan pada Rabu (1/8/2018).

Di sisi lain, Yanto juga menyebut Chevron tetap bangga karena bisa bermitra dengan pemerintah Indonesia di Blok Rokan. "Chevron bangga telah menjadi mitra untuk Indonesia lebih dari 90 tahun," ujar Yanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com