Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Rasa Ayam dan Telur

Kompas.com - 02/08/2018, 13:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi Juli 2018 sebesar 0,28 persen. Angka tersebut turun dari pada inflasi Juni 2018 lalu yang sebesar 0,59 persen.

Hal ini dianggap lumrah karena biasanya sebulan setelah inflasi naik saat lebaran, harga-harga kembali turun. Namun, jika dibandingkan dengan inflasi Juli 2017 sebesar 0,22 persen, ada sedikit kenaikan.

Ternyata, naiknya harga telur ayam ras dan daging ayam selama hampir dua pekan mempengaruhi inflasi Juni. Diketahui, harga kedua komoditas itu mulai naik pada pertengahan Juli 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan telur ayam ras sebulan terakhir memberi andil inflasi sebesar 0,08 persen. Sementara daging ayam ras memberi andil inflasi 0,07 persen.

"Kenaikan telur ayam ras dan daging ayam terjadi di 72 kota," ujar Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/8/2018).

Diketahui, kenaikan harga telur ayam mencapai Rp 5.000 sampai Rp 7.000 per kilogram dari harga normal sekitar Rp 22.000 sampai Rp 24.000. Di salah satu pasar modern di Ciledug, Tangerang, Minggu (15/7/2018), harga telur mencapai Rp 28.900 per kilogram.

Kelompok pengeluaran lain yang mengalami inflasi terbesar yaitu pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Terjadi inflasi 0,83 persen dengan andil 0,07 persen.

"Untuk pendidikan inflasinya lumayan tinggi karena bulan Juli mulai tahun ajaran baru. Adanya pengeluaran untuk uang sekolah SD dan SMA memberikan andil 0,02 persen dan SMP 0,01 persen," kata Suhariyanto.

Penyebab harga naik

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga telur dan daging ayam di pasaran.

Salah satunya karena masa libur panjang Lebaran 2018. Dari sisi supply ke pasar sampai ke konsumen terjadi pengurangan disebabkan libur panjang tersebut. Para pekerja di peternakan pun ingin cuti panjang.

Selain itu, faktor cuaca ekstrim juga menyebabkan kenaikan harga telur dan daging ayam. Sebab, akibat cuaca ekstrim tingkat produktivitas para peternak ayam menurun.

"Kita sepakat mengurangi kadar obat-obatan supaya lebih sehat, tapi lebih beresiko, resikonya tingkat kematian dan produktivitas. Ada cuaca ekstrim bisa kita saksikan di Dieng ada salju," kata Enggar.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menilai, lonjakan harga telur dan daging ayam cukup agresif. Kenaikan harga telur ayam tersebut tak hanya merisaukan konsumen, melainkan juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang karena makin sulit mendapatkann pasokan telur.

Kemudian, setelah ditindaklanjuti pemerintah dengan mengurai permasalahannya, secara perlahan harga daging ayam dan telur ayam mulai turun pada akhir Juli. Menurut data Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNak), Jumat (26/7/2018) harga telur ras negeri di pasaran berkisar Rp 20.718 perkilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com