Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HKTI: 200 Hektar di Kita untuk 1.000 Orang, di AS Satu Orang Mengelola Pertanian 200 Hektar

Kompas.com - 02/08/2018, 16:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pertanian di Indonesia terus menurun bila dibandingkan dengan negara lainnya seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea. Hal itu lantaran jumlah lahan di Indonesia terus berkurang.

Ketua Dewan Pakar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Agus Pakpahan menyatakan, luas lahan di Indonesia terus menurun. Jika dibandingkan dengan AS, satu petani memiliki 200 hektar lahan pertanian, sedangkan di Indonesia lahan dengan luasan tersebut justru dimiliki atau diolah ribuan orang.

"Jumlah petani di negara-negara maju menurun, tidak sampai 2 juta orang mungkin di AS. Namun, luas lahannya meningkat, rata-rata 200 hektar. Jadi, 200 hektar di kita untuk 1.000 orang di sana justru satu orang mengelola pertanian seluas 200 hektar," jelas Agus dalam diskusi di Sekretariat HKTI, Jakarta, Kamis (2/8/2018).

Lebih lanjut Agus menjelaskan, penyebab berkurangnya jumlah lahan pertanian di Indonesia tak terlepas dari tidak adanya pengurangan penyerapan tenaga kerja pertanian ke sektor lain akibat penurunan satu persen kontribusi sektor pertanian terhadap PDB.

Baca juga: Cerita Mentan Tentang Buwas yang Buat Pertanian Jadi Lebih Gesit

Sementara, di negara-negara maju yang terjadi justru sebaliknya.

"Setiap penurunan satu persen kontribusi pertanian terhadap PDB hanya menurunkan 0,5 tenaga kerja. Di Korea Selatan itu, satu persen diikuti penurunan dua persen lebih keluar pertanian, dan Jepang, AS juga begitu, kemudian itu menyebabkan luas areal padi membesar," tutur Agus.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Kerakyatan Fakultas Ekonomi UGM Gunawan Sumo. Menurut dia, perkembangan sektor pertanian Indonesia tidak bisa beriringan dengan pengembangan sektor industri lainnya.

Padahal, lanjut Gunawan, tumbuhnya industri-industri di negara-negara maju diiringi dengan perkembangan industri pertanian.

"Karena pertaniannya subur bukan karena industrinya yang maju. Tanpa pertanian manusia enggak bisa hidup. Mensejahterakan petani itu tujuannya ke situ. Kita harus mindset dulu bahwa tidak ada pembangunan tanpa pertanian. Dimulai dari petani itu sendiri," pungkas Gunawan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+