Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kementan Genjot Volume Ekspor Tanaman Hias

Kompas.com - 02/08/2018, 20:15 WIB
Kurniasih Budi

Editor


BOGOR,  KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura tengah berupaya meningkatkan volume ekspor tanaman hias ke berbagai negara.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendulang dollar, di tahun 2018 ini kami fokus tingkatkan volume ekspor. Salah satunya ekspor tanaman hias yang memiliki daya saing tinggi di pasar dunia,” kata Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi dalam pernyataan tertulis, Kamis (2/8/2018).

Suwandi mengatakan, Indonesia kaya akan komoditas tanaman hias. Berdasarkan catatan Kementan, terdapat 173 jenis tanaman hias dengan ribuan jenis varietasnya. Untuk bunga Tilansia saja, ujar dia, memiliki 17 varietas.

“Berbagai komoditas tanaman hias diproduksi di Bogor dan diekspor ke berbagai negara Eropa. Dari sini saja sudah nyata meningkatkan nilai tambah devisa sekaligus meraup dollar,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Genjot Industri Tanaman Bunga Hias

Salah satu upaya Kementan meningkatkan volume ekspor tanaman hias yakni melalui mendorong investasi dan mempermudah proses pelayanan izin ekspor tanaman hias.

Kementan menjamin proses izin ekspor dapat dilakukan dengan cepat karena dilayani secara online.

“Jadi kami benar-benar mempermudah segala proses selama syarat-syaratnya sudah dipenuhi. Dengan begitu, kami yakin investasi budi daya tanaman hias dalam negeri meningkat dan volume ekspor pun ikut naik,” kata Suwandi.

Potensi tanaman hias

Kementerian Pertanian tengah menggenjot volume ekspor tanaman hias pada 2018Dok. Humas Kementan Kementerian Pertanian tengah menggenjot volume ekspor tanaman hias pada 2018

Sementar itu, Senior Manajer PT Florion Iwan Darmawan mengatakan, dalam setahun mengekspor tanaman hias dalam bentuk bibit sebanyak 168 juta stek dengan nilai Rp 36 miliar.

Jenis bibit tanaman hias tersebut di antaranya bunga Sain Polia, Aglonema, Tilansia, dan Caloncoe. Adapun negara tujuan ekspor bunga tersebut adalah Belanda, Italia, Denmark, dan Jerman.

“Keuntungannya lumayan, biaya budi daya sih bisa ditekan efisien sekitar Rp 35 per stek, yang mahal biaya angkut pesawat bisa Rp 6.000 per stek. Ya harga jualnya bagus sehingga, kami masih dapat marjin yang bagus," kata Iwan.

Ia berencana, memperluas pasar ke Jepang dan negara-negara Timur Tengah.

Baca juga: Akhir Juli Ada Festival Tanaman Hias di Bogor

Dia menerangkan, proses ekspor bibit tanaman hias dikerjakan berdasarkan standar pesanan dari negara tujuan.

Ekspor tanaman hias dilakukan seminggu 3 kali, di mana surat izin pengeluaran ekspor dikeluarkan Kementan.

Kementan mendorong investasi dan mempermudah proses pelayanan izin ekspor tanaman hias untuk meningkatkan volume ekspor tanaman hias pada 2018Dok. Humas Kementan Kementan mendorong investasi dan mempermudah proses pelayanan izin ekspor tanaman hias untuk meningkatkan volume ekspor tanaman hias pada 2018

Hingga saat ini, ia melanjutkan, Kementan sangat mendukung kelancaran kegiatan ekspor. Surat izin dikeluarkan sangat cepat, baik surat izin pengeluaran maupun proses di Karantina Pertanian.

“Sejauh ini tanaman hias kami budidaya sendiri, modelnya betul-betul harus jamin 100 persen bebas dari hama penyakit, jadi ketat sekali sesuai dengan rambu-rambu dari negara yang pesan,” ujar dia.

Selama ini, Kementan telah meningkatkan volume ekspor komoditas pangan seperti jagung, beras organik, bawang merah, pisang, kelapa, dan komoditas perkebunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com