Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prospek Terminal Khusus "Low Cost Carrier"

Kompas.com - 03/08/2018, 07:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pengelola bandara di Indonesia, PT Angkasa Pura II, sedang menggodok rencana pembangunan terminal khusus untuk maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC).

Dari rencana terakhir, terminal khusus LCC akan menggunakan tempat yang sudah ada, yakni Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang.

Sebelumnya, Terminal 2 Soekarno-Hatta dipakai sebagai terminal keberangkatan dan kedatangan khusus untuk rute penerbangan internasional dan sejumlah rute domestik. Namun, lambat laun maskapai dengan rute internasional pindah ke Terminal 3 secara bertahap, seiring dengan rencana AP II yang hendak merevitalisasi Terminal 1 dan 2.

Vice President Corporate Communication AP II Yado Yarismano menjelaskan, melalui revitalisasi terminal, akan ada tambahan kapasitas penumpang jadi lebih besar dari yang sebelumnya. Rencananya, setelah revitalisasi, terminal tersebut akan dipakai sebagai terminal khusus LCC.

"T1 dan T2 kami rencanakan untuk dijadikan terminal LCC," kata Yado saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (2/8/2018) malam.

Peningkatan kapasitas penumpang dinilai akan sangat mendukung konsep terminal LCC, mengingat pertumbuhan penumpang pesawat tiap tahun semakin tinggi.

Yado memberi gambaran, khusus untuk Terminal 2, kapasitasnya setelah direvitalisasi akan jadi dua kali lipat, dari yang sebelumnya 9 juta penumpang per tahun jadi 18 juta penumpang per tahun.

Salah satu maskapai LCC, AirAsia Indonesia, sudah menyatakan minatnya terhadap AP II untuk bekerja sama dalam pengelolaan atau berinvestasi di terminal LCC di Soekarno-Hatta. Kini, AirAsia masih menunggu kabar lebih lanjut seperti apa skema kerja sama yang ditawarkan AP II kepada mereka.

"Tapi, yang saya dengar, AP II akan menggunakan dana internal mereka. AP II rencananya akan menggunakan dana sendiri untuk ekspansi dan pengembangan Terminal 2, jadi nanti kami hanya pakai sebagai infrastruktur kami saja, baik domestik maupun internasional," tutur CEO AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan.

Sebelum disepakati bagaimana bentuk kerja samanya, Dendy mengaku sudah memiliki desain yang sesuai dengan terminal khusus LCC. Salah satu desain yang dimaksud dan bisa diterapkan adalah dengan menghilangkan garbarata agar slot untuk parkir pesawat bisa lebih banyak.

Selain itu, untuk pergerakan penumpang yang hendak naik maupun turun dari pesawat akan menggunakan tangga yang bisa dipindah. Konsep ini dipercaya dapat mempercepat pergerakan penumpang karena bisa naik dan turun melalui dua pintu pesawat yang ada di depan maupun belakang.

PSC rendah, penumpang meningkat

Dendy mengaku terus mendorong supaya di Jakarta ada terminal khusus LCC. Hal itu dilakukan supaya harga tiket melalui terminal khusus LCC bisa lebih murah, karena Passenger Service Charge (PSC) atau airport tax yang lebih rendah dari terminal pada umumnya.

Selama ini, PSC berkontribusi cukup besar dalam komponen harga tiket pesawat, yang membuat maskapai LCC terkendala jika ingin memberikan rate rendah kepada calon penumpang. Sehingga, melalui terminal khusus LCC, harapannya PSC bisa diturunkan.

Meski PSC turun, bukan berarti pendapatan akan berkurang. Dendy meyakini, justru ketika PSC turun, jumlah atau traffic penumpang maskapai LCC akan jauh lebih tinggi dan secara keseluruhan dapat menguntungkan semua pihak, baik maskapai, pengelola bandara, hingga pemerintah dalam sektor pariwisata.

Dendy memisalkan, dengan acuan PSC di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp 230.000, akan ada satu juta penumpang. Bila PSC diturunkan jadi Rp 110.000 maka kemungkinan akan ada tambahan penumpang sampai tiga juta.

"Kalau misalkan dengan Rp 230.000 dengan satu juta penumpang, dengan Rp 110.000 tiga juta penumpang, lebih untung mana coba? Tentu itu akan win-win, praktis untuk pemerintah, airline, buat AP II juga jadi lebih tinggi," ujar Dendy.

Hitung-hitungan sederhana itu menurut Dendy baru dari sisi tiket pesawat. Belum dengan keuntungan dari bisnis non aeronautikal dengan semakin banyaknya penumpang, di mana asumsinya makin banyak orang yang beli makanan dan berbelanja di merchant yang ada di bandara.

Dendy meyakini prospek terminal khusus LCC ini sangat baik bagi pasar penerbangan komersial di Indonesia. Di luar Indonesia bahkan, AirAsia Group untuk regional Asia sudah mulai ikut tender pengelolaan Bandara Clark di Filipina dengan menggandeng AP II, di mana itu merupakan bandara khusus LCC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com