Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Canggihnya CCTV Bandara AP II, Mampu Deteksi Gerakan hingga Kenali Wajah

Kompas.com - 06/08/2018, 05:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angkasa Pura II dalam beberapa tahun terakhir membenahi sistem keamanan mereka. Salah satu kunci yang membantu pengawasan keamanan adalah CCTV.

Kamera pengawas yang dipasang tidak sembarangan. Sistemnya di-upgrade dengan teknologi canggih yang dilengkapi sensor. Sistem tersebut mampu mendeteksi benda bergerak dan juga aktivitas di bandara dengan sensornya.

"Dengan sensor, itu manusia atau kucing kitaa tahu, orang berkelahi atau gerak biasa kita tahu bedanya dan ada control room. Dibikin digital system semuanya," ujar Komisaris Utama AP II Rhenald Kasali kepada Kompas.com, Minggu (5/8/2018).

Baca: Cerita Said Didu Kehilangan Ponsel di Bandara Soetta dan Ketemu dalam 7 Jam

"Dibikin sistem CCTV yang bisa mendeteksi sampai ke rahang muka orang. Jadi kalay orang operasi plastik tetap ketahuan itu siapa," lanjut dia.

Tak hanya mengawasi aktivitas di bandara, penumpang juga bisa mengawasi aktivitas pekerja yang menurunkan barang-barang dari bagasi pesawat. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran oleh petugas, seperti membongkar koper penumpang dan sebagainya.

Pembenahan keamanan di bandara-bandara AP II, khususnya di Bandara Soekarno-Hatta dimulai saat Terminal III Ultimate beroperasi pada Agustus 2016.

Saat itu, Budi Karya Sumadi masih menjadi Direktur Utama AP II. Saat itu, Budi membangun siatem keamanan CCTV yang canggih. Namun, saat pengoperasiannya masih butuh penyempurnaan. Budi kemudian ditarik menjadi Menteri Perhubungan dan digantikan oleh Awaluddin.

Rhenald mengatakan, sebagai eks Direktur PT Telkom, Awaluddin memiliki bekal kemampuan digitalisasi. Ia membuat berbagai sistem terhubung menjadi satu data besar. Dengan demikian, AP II juga bisa memantau dari pusat terkait aktivitas di semua bandara AP II yang terpencil sekalipun.

Kecanggihan sistem pengamanan itu juga diberlakukan di beberapa bandara yang dikelola AP II.

"Tentu belum sesempurna di Soekarno-Hatta karena 80 persen penumpang dari Indonesia kan di Soetta," kata Rhenald.

Bahkan, AP II mendapat apresias tinggi oleh Mantan Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu yang sempat kehilangan ponsel di Bandara Soekarno-Hatta. Setelah tujuh jam pencarian, tim AP II dan kepolisian berhasil mengantungi identitas pelaku dan mengembalikan ponsel itu ke tangan Said.

Rhenald mengatakan, sebelum Said, sudah banyak kejadian serupa terjadi dan langsung ditangani tim di bandara.

"Beberapa bulan lalu ada yang ambil uang di ATM, diambil kartunya, uangnya ditinggal. Pas balik, uangnya udah enggak ada. Kita berusaha kejar dan uangnya dikembalikan. Berhasil kita kejar," kata Rhenald.

AP II juga berkoordinasi erat dengan kepolisian bandara. Dengan demikian, begitu terjadi tindak pidana, pihak berwenang langsung turun tangan.

"Ini kan kewenangan polisi. Begitu ada kejadian, walau penumpang protes ke airlines, bukan airport, kita bisa dorong polisi minta buka CCTV," kata Rhenald.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com