Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Big Start Season 3: Lewat Gula, Fatkhur Bebaskan Petani Nira dari Jeratan Tengkulak

Kompas.com - 06/08/2018, 09:09 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Sebagian besar penduduk Desa Malaya, Kabupaten Jembrana, Bali berpofesi sebagai petani nira. Mayoritas penduduknya mengandalkan gula merah batokan sebagai penghasilan sehari-hari mereka.

Para penduduk desa pun menjual produksi mereka kepada para tengkulak dengan harga yang murah.

Adalah Fatkhur Rohman, seorang pemuda 27 tahun yang tergelitik untuk membantu mengangkat perekonomian warga desa supaya lebih baik. Dia melihat produksi gula merah penduduk desa ini harusnya bisa lebih bervariasi. Setidaknya dari sana penghasilan mereka akan lebih baik.

“Awalnya mereka para petani terjerat tengkulak. Gula mereka dibeli dengan harga yang sangat murah bahkan di bawah HPP (harga pokok penjualan) sehingga merugi,” ucap dia pekan lalu ke Kompas.com.

Baca juga: Berkat Batik Magelangan, Iwing Raup Omzet Puluhan Juta

Dia pun menggandeng salah satu lembaga amil zakat di Bali yakni Dompet Sosial Madani untuk memberdayakan perekonomian masyarakat di sana dengan mengubah produksi gula merah batokan menjadi gula semut atau brown sugar.

Kemudian, Fatkhur juga mengedukasi para petani agar membuat gula merah tanpa pengawet sintetis, sehingga kualitas gula yang dihasilkan pun lebih baik dan aman dikonsumsi.

Dia pun mulai membujuk para petani agar tidak menjual produknya ke tengkulak dengan harga murah.

“Lalu kami kompakkan petani agar tidak mau dibeli gulanya oleh tengkulak dengan harga yang murah, karena gulanya juga lebih berkualitas. Dengan jaminan juga kami beli gulanya dengan harga yang layak,” tutur Fatkhur.

Selanjutnya, gula merah ini lebih diolah dan didesain agar berdaya saing ekonomi tinggi dengan membuatnya menjadi organic brown sugar dan dikemas dengan merek Gula Semut Bali, supaya bisa menarik para pembeli lebih banyak.

Baca juga: Ranjang 69, Kisah Jungkir Baliknya Usaha Mi Ramen Pemuda Kembar

Menurut dia, harga jual gula semut lebih tinggi sehingga bisa membuat petani lebih sejahtera. Tidak hanya membantu para petani, dia juga memberdayakan Ibu-ibu di sana sehingga dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga.

Dia membeberkan, bahwa produk organic brown sugar  memiliki kadar gula rendah namun tetap bernutrisi tinggi. Sehingga cocok untuk diet sehat dan aman untuk penderita diabetes.

Selain fokus untuk mengangkat segi ekonomi,  para petani juga mendapatkan jaminan sosial karena risiko keselamatan kerja mereka sangat tinggi.

Fatkhur mengungkapkan karena bisnis ini baru di tahun 2016,  pemasaran produknya masih di Bali selain beberapa di daerah di luar Bali melalui penjualan di dunia maya.

“Paling banyak di Bali, ke pelanggan perorangan untuk konsumsi, dan juga kebutuhan industri rumahan. Di toko-toko organik, reseller, dan marketplace online,” ujar Fatkhur

Pria asal Banyuwangi ini membanderol harga gula semut sebesar Rp 25.000 hingga Rp 50.000. Setiap bulan pihaknya bisa mengantongi omzet hingga Rp 35 juta.

“Jual kisaran 350 kg sampai 1.000 kg,” ujar Fatkhur.

Ke depan, dia pun berencana untuk mengembangkan produknya dengan membuat sirup nira dan kecap sehat.

“Nira kelapa, ke depan tak hanya bisa gula semut saja. Produk selanjutnya yang kami kembangkan adalah Sirup Nira dan kecap sehat. Produk turunan dari Nira (bunga Kelapa) ini bisa menjadi pilihan makanan sehat dan berkualitas,” tambah Fatkhur.

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com