Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Tantangan Go-Jek di Malaysia hingga Canggihnya CCTV Bandara AP II

Kompas.com - 07/08/2018, 06:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Tantangan yang Dihadapi Go-Jek di Malaysia

Go-Jek memang sudah besar di Indonesia. Namun, bagaimana peluang perusahaan ride-hailing ini membonceng peruntungan di negara tetangga, Malaysia?

”Peluang Go-Jek masih terbuka lebar untuk menyediakan layanan Go-ride di pinggiran kota-kota besar atau pedalaman di Malaysia,” ujar pengamat Keuangan dan Investasi, Roy Sembel, dalam keterangan tertulis, Minggu (5/8/2018).

Namun, potensi itu sepertinya bakal menghadapi sejumlah tantangan. Terlebih, Pemerintah Malaysia melalui melalui Menteri Transportasi Anthony Loke Siew Fook memastikan, pemerintah tidak berencana memperkenalkan layanan ride-hailing alat transportasi roda dua. Hal itu dia ungkapkan di hadapan parlemen Malaysia.

Baca selengkapnya: Tantangan yang Dihadapi Go-Jek di Malaysia

2. Canggihnya CCTV Bandara AP II, Mampu Deteksi Gerakan hingga Kenali Wajah

Angkasa Pura II dalam beberapa tahun terakhir membenahi sistem keamanan mereka. Salah satu kunci yang membantu pengawasan keamanan adalah CCTV.

Kamera pengawas yang dipasang tidak sembarangan. Sistemnya di-upgrade dengan teknologi canggih yang dilengkapi sensor. Sistem tersebut mampu mendeteksi benda bergerak dan juga aktivitas di bandara dengan sensornya.

"Dengan sensor, itu manusia atau kucing kitaa tahu, orang berkelahi atau gerak biasa kita tahu bedanya dan ada control room. Dibikin digital system semuanya," ujar Komisaris Utama AP II Rhenald Kasali kepada Kompas.com, Minggu (5/8/2018).

"Dibikin sistem CCTV yang bisa mendeteksi sampai ke rahang muka orang. Jadi kalay orang operasi plastik tetap ketahuan itu siapa," lanjut dia.

Baca selengkapnya: Canggihnya CCTV Bandara AP II, Mampu Deteksi Gerakan hingga Kenali Wajah

3. Setelah Blok Rokan, Pertamina Incar Blok Corridor

PT Pertamina semakin agresif mendapatkan hak partisipasi di blok-blok migas besar di Indonesia terutama blok-blok habis kontrak (blok terminasi).

Setelah mendapatkan Blok Mahakam yang sempat menjadi produsen terbesar gas Indonesia, Pertamina pada pekan lalu juga baru saja mendapatkan penugasan untuk mengelola Blok Rokan yang menjadi produsen minyak terbesar nomor dua di Indonesia saat ini.

Tidak puas sampai di situ, Pertamina kembali melirik Blok Corridor yang tercatat sebagai penyumbang produksi gas ketiga terbesar di Indonesia. Blok Corridor yang akan dioperatori oleh Conocophillips ini akan habis kontraknya pada tahun 2023 mendatang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com