Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah akan Mengerem Proyek dengan Nilai Impor Tinggi

Kompas.com - 07/08/2018, 19:18 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengurang defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) serta menjaga stabilitas neraca pembayaran, belakangan ini pemerintah berencana untuk menunda beberapa proyek infrastruktur.

Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Bambang Prijambodo menjelaskan, penundaan akan difokuskan pada proyek-proyek dengan kebutuhan impor yang tinggi tetapi tidak dapat menggerakkan roda perekonomian secara cepat. Sebab menurutnya, saat ini yang dibutuhkan adalah dorongan ekonomi dalam jangka pendek.

"Kita harus bisa mengendalikan sisi impor untuk proyek-proyek yang tidak menghasilkan. Gunanya ada tetapi tidak memberikan hasil dalam jangka pendek," ujar Bambang selepas acara Seminar menentukan Nasib Indonesia Jangka Panjang di Jakarta, Kamis (7/8/2018).

Dirinya menjelaskan, dengan impor yang dikurangi sekaligus dapat mengurangi faktor yang menekan pertumbuhan ekonomi.

Misalnya saja, pembangunan infrastruktur di daerah-daerah terpencil yang berfungsi untuk meratakan pembangunan. Proyek semacam ini, menurut Bambang tidak dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.

"Pembangunan di daerah itu penting sebagai prioritas pemerataan. Tetapi kalau semisalnya di daerah terpencil tidak menggerakkan ekonomi, tentu menjadi perhatian," ujar dia.

Di sisi lain, efek dari penundaan proyek semacam ini tidak akan memberikan dampak yang cukup besar. Meski nilai impor yang dibutuhkan cukup besar.

Memang, Bambang menjelaskan, tidak semua infrastruktur dapat mendorong ekonomi dalam jangka pendek.

"Jadi ada pilihan, apakah kita akan tetap pertahankan di sini (proyek infrasttruktur daerah), atau dengan berbagai masalah jangka pendek yang harus tangani ditangani atau perlu kendalikan impor," tambah Bambang.

"Maka pilihannya impor yang tidak memberikan dampak besar terhadap ekonomi tapi mempunyai konten besar yang dikurangi," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepatu Impor dari China Banjiri Pasar RI?

Sepatu Impor dari China Banjiri Pasar RI?

Whats New
BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan

BSI Luncurkan Sukuk Berkelanjutan, Simak Imbal Hasil yang Ditawarkan

Whats New
InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

Whats New
Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Whats New
BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Whats New
Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Whats New
PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

Whats New
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com